Senin, 02 Juli 2012

12. Ibrahim


Drs. St. Mukhlis Denros

Nabi Ibrahim adalah bapak para nabi karena dari dua orang anaknya hingga keturunan berikutnya melahirkan pula para nabi dan rasul, dua orang anak beliau yang terkenal itu adalah Nabi Ishaq dan Nabi Ismail As.
Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh a.s. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang pada waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin Kan'aan."

Kerajaan Babylon pada masa itu termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang mahupun pandangan serta saranan-saranan yang menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mereka. Akan tetapi tingkatan hidup rohani mereka masih berada di tingkat jahiliah. Mereka tidak mengenal Tuhan Pencipta mereka yang telah mengurniakan mereka dengan segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mereka adalah patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.

Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan tampuk pemerintahnya dengan tangan besi dan kekuasaan mutlak. Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintahnya merupakan undang-undang yang tidak dapat dilanggar atau di tawar. Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yang berlebih-lebihan yang ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dengan kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mahu dan rela menyembah patung-patung yang terbina dari batu yang tidak dapat memberi manfaat dan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka, mengapa bukan dialah yang disembah sebagai tuhan. Dia yang dapat berbicara, dapat mendengar, dapat berfikir, dapat memimpin mereka, membawa kemakmuran bagi mereka dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dapat mengubah orang miskin menjadi kaya dan orang yang hina-dina diangkatnya menjadi orang mulia. di samping itu semuanya, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas.

Di tengah-tengah masyarakat yang sedemikian buruknya lahir dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dari seorang ayah yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calon Rasul dan pesuruh Allah yang akan membawa pelita kebenaran kepada kaumnya,jauh-jauh telah diilhami akal sihat dan fikiran tajam serta kesedaran bahawa apa yang telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuat yang sesat yang menandakan kebodohan dan kecetekan fikiran dan bahawa persembahan kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yang harus di banteras dan diperangi agar mereka kembali kepada persembahan yang benar ialah persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini.

Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan barang-barang itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kepada calon pembeli dengan kata-kata:" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini? "

Nabi Ibrahim as mendapatkan tempat khusus di sisi Allah SWT. Ibrahim termasuk salah satu nabi ulul azmi di antara lima nabi di mana Allah SWT mengambil dari mereka satu perjanjian yang berat. Kelima nabi itu adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad saw - sesuai dengan urutan diutusnya mereka. Ibrahim adalah seorang nabi yang diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang jelas. Yaitu ujian di atas kemampuan manusia biasa. Meskipun menghadapi ujian dan tantangan yang berat, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sebagai seorang hamba yang menepati janjinya dan selalu menunjukkan sikap terpuji.[Pak Ndak - Kisah Nabi-nabi Allah, Kisah Nabi Ibrahim]
Selain dikenal sebagai salah seorang rasul ulul azmi (yang memiliki keteguhan), beliau juga sering disebut sebagai Khalilullah (kekasih Allah) dan Abul Anbiya (bapaknya para nabi).

Perjalanan hidup manusia termulia setelah Nabi Muhammad SAW ini adalah sebuah perjalanan peneguhan tauhid. Ketaatan dan keimanan luar biasa yang dihadirkan oleh ayah dari dua nabi dengan dua ibu yang berbeda, yaitu Nabi Ismail (dari bunda Hajar) dan Nabi Ishaq (dari bunda Sarah) Alahimus Salam, ini adalah sesuatu yang berat ditunaikan oleh manusia pada umumnya. Sebuah keteladanan yang mesti kita serap dalam kehidupan kita.
Nabi Ibrahim selalu berpijak di atas kebenaran dan tak pernah berpaling meninggalkannya. Posisinya dalam agama sangat tinggi (seorang imam) dan selalu total dalam mengabdi. Beliau pun tak pernah lupa mensyukuri segala nikmat-Nya (QS an-Nahl: 120-121).

Nabi Ibrahim merupakan sosok pembawa panji-panji tauhid. Perjalanan hidupnya sarat dengan dakwah kepada tauhid dan segala liku-likunya (QS al-Mumtahanah: 4-5). Beliau selalu mengajak umatnya kepada jalan Allah serta mencegah mereka dari sikap taklid buta terhadap ajaran sesat nenek moyangnya (QS al-Anbiya: 52-58). Allah SWT memilihnya dan menunjukinya ke jalan lurus serta mengaruniakannya segala kebaikan dunia dan akhirat (QS an-Nahl: 121-122). Bahkan, Allah SWT mengangkatnya sebagai khalil (kekasih). (QS an-Nisa: 125).
Perjalanannya merupakan cermin pendidikan keagamaan yang disampaikan orang tua terhadap anak cucunya (QS al-Baqarah: 132). Bahkan, Nabi Ibrahim AS senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah SWT untuk kesalehan anak cucunya (QS Ibrahim: 35 dan 40).

Perjalanan hidupnya juga mengandung pelajaran berharga bagi para anak, karena beliau adalah seorang anak yang amat berbakti kepada kedua orang tuanya dan selalu menyampaikan kebenaran kepada mereka dengan cara yang terbaik (QS Maryam: 42-45). Ketika sang bapak, Azar, sang pembuat patung Tuhan, menyikapinya dengan keras, Nabi Ibrahim tetap santun dan berdoa untuk kebaikan ayahnya (QS Maryam: 47).
Kisah Nabi Ibrahim AS juga mengandung pelajaran berharga bagi seorang ayah kepada anaknya bahwa selalu ada ruang untuk berpendapat atas setiap keputusan sang kepala rumah tangga kepada anak-anaknya. Perintah langsung Allah untuk menyembelih sang anak diberinya ruang berpendapat bagi anaknya (QS as-Saffat: 102).

Perjalanan hidup sang pencetus agama hanif ini adalah juga edukasi berharga bagi para suami istri. Asas membina kehidupan rumah tangga tidak lain di atas keridaan perintah Allah SWT. Hal ini tecermin dari dialog antara Nabi Ibrahim dan istrinya yang bernama Hajar, ketika Nabi Ibrahim membawanya beserta anaknya ke Kota Makkah yang masih tandus dan belum berpenghuni atas perintah Allah SWT. "Apakah Allah yang memerintahkanmu berbuat seperti ini?' Ibrahim menjawab, 'Ya.' Maka (dengan serta-merta), Hajar mengatakan, 'Kalau begitu Dia pasti (Allah) tidak akan menyengsarakan kami'." (Shahih Bukhari).[Ustadz Muhammad Arifin Ilham,Keteladanan Nabi Ibrahim,Republika.co.id. Sabtu, 05 November 2011 13:42 WIB].

Kita tentu ingat dengan kisah Ibrahim yang menghancurkan berhala-berhala kebanggaan kaum dari raja Namrud, seperti dikisahkan dalam surat Al Anbiya(21) ayat 58-60 berikut ini:“Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zhalim.” Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”.”

Nabi Ibrahim menghancurkan berhala dan berdakwah dengan totalitas dan pengorbanan yang tinggi ketika beliau masih muda. Inilah kurikulum pertama dari Universitas Ibrahim as, peran pemuda dalam mengubah kondisi suatu masyarakat. Pemuda yang berjuang dengan seluruh potensi yang ada, dan keberanian yang nyata. Pemuda yang mengubah kondisi masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat modern yang tersinari cahaya agama.

Kita tentu ingat tentang kisah Nabi Ibrahim as yang mendapat perintah untuk menyembelih anaknya, Ismail as, sebagai bentuk pengorbanan kepada Allah swt. Sebagaimana dalam surat Ash Shafat ayat 102 berikut ini:“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.”

Inilah salah satu bentuk keimanan yang tinggi kepada Allah swt, berupa pengorbanan dalam menjalankan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Tidak hanya sekali itu, bahkan semasa dalam kandungan dan masih kecil pun, Ibrahim as telah berkorban dengan meninggalkan Hajar, istrinya, di lembah yang tandus tanpa pepohonan. Seperti dalam surat Ibrahim ayat 37:“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Pelajaran yang indah bukan? Bagaimana Ibrahim meninggalkan kesenangan dan kecintaan terhadap keluarga dan dunianya, hanya untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Maka, tinggalkanlah duniamu sementara ketika engkau mendapat panggilan adzan, ketika engkau mendapat panggilan qurban dan bersegeralah menuju panggilan Allah swt.[Fajar Fatahillah, Kurikulum Kehidupan dalam Universitas Ibrahim AS, dakwatuna.com 20/11/2011 | 23 Zulhijjah 1432 H].

Adalah Ibrahim as yang sudah berumur mengharapkan keturunan. Allah kemudian memberinya Isma'il. Bukan main girang dan bersyukurnya Ibrahim, ia mendapat karunia yang selama ini selalu dimintanya. Sampai akhirnya datang perintah hijrah ke tempat yang kini dikenal dengan Mekah. Ibrahim, Hajar, dan Isma'il pergi menuju padang gersang yang tak bertuan itu. Tiada penduduk, tiada tempat tinggal, tiada tanaman, tiada air. Di tempat itulah Ibrahim rela meninggalkan istri dan bayinya. Semua ia lakukan demi perintah Allah. Tak banyak bekal yang beliau tinggalkan, kecuali seteko air dan sekantong makanan.

Ibnu Katsir menceritakan, saat Nabi Ibrahim hendak berlalu, sang istri menarik (menahan) tali kekang tunggangannya dan bertanya, "Apakah Kanda akan meninggalkanku bersama anakmu di tempat yang tiada tanaman lagi (tak bertuan)?" Ibrahim as terdiam. Hajar mengulangi pertanyaannya hingga tiga kali dan tetap saja Ibrahim diam. Sampai akhirnya Hajar mengganti pertanyaan, "Apakah Allah yang memerintahkanmu melakukan hal ini?" "Benar," jawab Ibrahim. Hajar menimpali, "Jika demikian, Allah tidak akan mempersulit kami."

Sungguh sebuah dialog yang menusuk hati. Merefleksikan kedalaman iman. Tercermin ketundukan sekaligus pengorbanan yang menakjubkan. Berhijrah meninggalkan kemapanan, dan barangkali rumah, pekerjaan, sanak keluarga serta nilai materi dunia lain, menuju tempat yang gersang tak bertuan, tak ada jaminan keamanan, tidak juga makanan dan minuman, apalagi sanak keluarga dan handai taulan. Sebuah sikap dan keputusan yang memancarkan nilai tawakal dan iman yang begitu tinggi, bahwa hanya Allah yang Maha Menghidupkan, Maha Mematikan, Maha Memberi Rezeki. Meyakini dan mewujudkan keyakinan tersebut dalam praktik, tentu tidak semudah meyakininya dalam teori. Tidak semudah menghafal lafaz-lafaz asmaul husna. Ibrahim beserta keluarga tidak sedang berteori, tetapi tangah mengartikulasikan sebuah teori.

Sampai akhirnya terjadilah peristiwa bersejarah. Perbekalan air dan makanan Hajar habis. Isma'il a.s. menagis kehausan, karena ibunya tak lagi dapat mengeluarkan ASI. Sang ibu kelabakan, ia berlari berusaha mencari air di antara Bukit Shofa dan Marwa. Usahanya tak menuai hasil. Terjadilah mukjizat, isma'il menjejakkan kakinya, dan terpancarlah air. Hajar berseru, "Zummi? zummi? (berkumpullah)." Sang air kemudian mengumpul, jadilah ia telaga zam-zam. Dalam syariat haji, kesabaran dan keyakinan keluarga Ibrahim diabadikan dalam amal sa'i.

Selesaikah ujian? ternyata belum. Ketika Isma'il menginjak dewasa dan sampai pada umur sanggup berusaha bersama ayahnya, Ibrahim mendapat wahyu untuk menyembelih sang anak. Ibrahim berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Sungguh sebuah perintah yang tiada terkira pengorbanannya, baik bagi sang bapak maupun sang anak. Keimanan keduanya ditantang. Pernyataan Isma'il sungguh memukau, "Ia menjawab: 'Hai Bapakku, kerjakan apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar'." (Ash-Shaffat: 102).

Akhirnya perintah itu ditunaikan. Saat Ibrahim hendak menyembelih anak kesayangannya, setan datang mengganggu. Ibrahim sadar akan gangguan, maka dilemparlah setan dengan batu. Gangguan terjadi hingga tiga kali. Peristiwa ini diabadikan dalam syariat haji berupa "lempar jumrah". Ketika mata pisau Ibrahim hendak menyentuh leher Isma'il, Allah menahan mata pisau itu dan menggantikannya dengan seekor domba. Kisah ini dikenang dalam syariat penyembelihan hewan kurban pada setiap musim haji.[Pengorbanan Ibrahim 'Alaihis Salam
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia, 02/14/2003].

Banyak teladan yang sudah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim As beserta keluarganya dalam hal keimanan, ibadah, kesabaran dan pengorbanan sehingga setiap tahun khususnya pada hari raya Idul, Adha keteladanan Ibrahim jadi pijakan bagi ummat ini, bahkan sejak dahulu Allahpun memerintahkan kepada hamba-Nya untuk mengikuti syariat yang dibawa Ibrahim yang kemudian dilanjutkan oleh Nabi Muhammad Saw diantaranya menegakkan shalat dan menunaikan ibadah haji, bahkan menjadikan maqam Ibrahim tempat menegakkan shalat.

Makam Ibrahim bukan kuburan Nabi Ibrahim as sebagaimana banyak orang berpendapat. Maqam dalam bahasa Arab artinya tempat berdiri. Makam Ibrahim adalah tempat berdirinya Nabi Ibrahim saat membangun kembali Ka’bah. Makam Ibrahim merupakan bangunan kecil terletak di sebelah timur Ka’bah. Di dalam bangunan tersebut terdapat batu yang diturunkan oleh Allah dari surga bersama-sama dengan Hajar Aswad. Di atas batu itu Nabi Ibrahim berdiri di saat beliau meninggikan bangunan Ka’bah dari pondasinya. Nabi Ismail as membantu meletakkannya agar Nabi Ibrahim as dapat naik lebih tinggi di atas batu tersebut. Dan tempat pijakan dua kaki nabi Ibrahim itu dengan seizin Allah berbekas di atas batu tersebut dan masih tetap ada sampai sekarang.

Abu Thalib pernah berkata dalam satu qasidahnya yang berkaitan dengan Makam Ibrahim: Artinya, ” Pijakan Ibrahim tercetak di atas batu dengan jelas membentuk dua telapak kakinya yang telanjang tidak beralas”. Seperti yang telah kita ketahui bahwa bangunan Ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim as tidak tinggi, bisa dijangkau oleh seseorang untuk naik ke atasnya dengan mudah, kurang lebih setinggi sembilan hasta. Ketika bangsa Quraisy membangun Ka’bah, mereka menambahnya menjadi delapan belas hasta. Abdullah bin Zubair menambahnya kembali menjadi dua puluh tujuh hasta dan setinggi itulah Ka’bah sekarang ini. Tataka Islam datang, Allah menganjurkan untuk solat di belakang maqam Ibrahim seperti firman Allah: وَاتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَعَهِدْنَآ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ ”Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud” (al-Baqarah:125).

Letak batu maqam Ibrahim dahulu menempel dengan dinding Ka’bah, kemudian pada zaman Umar bin Khatab r.a. dipindahkan ke belakang sehingga orang-orang yang salat di dekatnya tidak terganggu oleh arus orang-orang yang sedang thawaf. Perbuatan Umar bin Khattab ra tidak dibantah oleh para sahabat Nabi saw dan orang orang yang setelahnya, ini menunjukan terjadinya Ijma’. Demikian seterusnya Makam Ibrahim sangat terpelihara dan bertahan beribu-ribu tahun, kurang lebih sudah berusia sekitar 5.000 tahun. Dan sekarang ini sudah ditutup dengan kaca berbentuk kubbah kecil. Ukuran jejak kaki Ibrahim tidak besar, kurang lebih sama dengan ukuran kaki manusia saat ini. Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm masih nampak dan jelas dilihat orang yang ingin sholat di belakang Makam Ibrahim usai melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah 7 kali. Abdullah bin Zubair ra pernah berkata: “Sungguh, aku tidak pernah melihat sesuatu yang mirip seperti miripnya telapak kaki Rasulallah saw dengan telapak kaki Ibrahim yang kami lihat di maqam”.

Begitu agung kepribadian yang terdapat pada Nabi Ibrahim sehingga banyak kurikulum yang dapat kita kutip dari sejarah perjalanan tokoh ini sebagaimana yang diungkapkan oleh DR. Ahjami Sami’un Jazuli di www.dakwatuna.com 20/11/2011 | 23 Zulhijjah 1432 H, beliau mengupas tentang eksistensi perjuanan Nabi Ibrahim As.
Ibrahim as mampu merealisasikan ketakwaannya kepada Allah swt dalam bentuk perbuatan, dalam amal kebaikan, dalam dakwahnya yang menyejarah. Itulah kurikulum kelima dalam Universitas ini.

Takwa, tidak hanya dalam bentuk ibadah, tapi juga dakwah dan tarbiyah yang menyeluruh, kepada keluarga dan masyarakat.
Inilah salah satu realisasi takwa, amal kebaikan individu yang konsisten dan amal kebaikan sosial yang menyebar kepada seluruh objek dakwah.
Dengan dakwahnya yang totalitas, beliau menjadi imam untuk seluruh umat, bahkan Rasulullah saw diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus.“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri ni’mat-ni’mat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.”

Seperti pada surat Al Mumtahanah ayat 4 berikut ini.“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia;”
1. Ibrahim, ayah yang jujur
2. Ismail, anak yang taat
3. Siti Hajar, ibu yang sabar

Seperti di firmankan dalam surat 37 ayat 102, Ibrahim adalah seorang ayah yang jujur. Ketika beliau mendapat mimpi untuk menyembelih Ismail as, bisa saja ia berbohong dan mengabaikan mimpinya itu, karena tidak ada yang tahu selain Ibrahim sendiri. Namun, dengan keimanan dan kejujurannya, beliau mengabarkan hal tersebut kepada Ismail as dan keluarganya.
Ismail AS, seorang anak yang taat. Begitu mendengar mimpi Ibrahim as, Ismail berkata, ”Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Siti Hajar, ibu yang sabar. Bayangkan, Ismail adalah anak satu-satunya dan sangat disayang oleh Siti Hajar, namun, ketika mendengar perintah Allah untuk menyembelih Ismail as, Siti hajar bersabar. Inilah potret keluarga yang luar biasa. Inilah hasil tarbiyah dalam Islam. Keluarga yang terbaik.
Kita bisa mengambil pelajaran dari keluarga Ibrahim, keimanan, ketaatan, kesabaran, tidak lahir begitu saja, tapi hasil dari proses pembinaan yang panjang yang dilakukan oleh seluruh personel keluarga.

Sejarahpun mencatat bagaimana mukjizat yang diberikan Allah kepada Ibrahim dalam rangka membantu perjuangannya untuk menumbangkan kekuasaan tiran dan kafir di bawah kekuasaan Raja Namrudz, mukjizat itu adalah selamatnya Ibrahim dari pembakaran yang dilakukan oleh sang Raja serta selamatnya Ibrahim dari mempertahankan dienullah. Kehebatan Ibrahim dibicarakan oleh tiga agama yaitu Yahudi dan Nasrani serta Islam sesuai dengan versi masing-masing, Al Qur’an sebagai pijakan yang shahih, wahyu yang tidak diubah oleh siapapun menempatkan Ibrahim sebagai Nabi Mulia dengan julukan Khalilulah yaitu kekasih Allah, Wallahu A’lam [Cubadak Solok, 28 Jumadil Akhir 1433.H/ 20 Mai 2012.M].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kabupaten Solok 1999-2009

11. Isa Al Masih


Drs.St.MUKHLIS DENROS

Isa adalah anak Siti Maryam, dia lahir tanpa seorang ayahpun, tapi karena kekuasaan Allah kelahiran itu bisa terjadi tak dapat siapapun untuk menghalanginya, termasuk Maryam sendiri tidak bisa menolak dikala mendapat amanat untuk mengandung, melahirkan dan membesarkan anak seorang diri, inilah kisahnya bermula. Dengan indahnya Pak Ndak menceritakan kisah ini dalam tulisannya bergaya melayu Malaysia sebagai berikut;

Tiba-tiba, Maryam mendengar suara derap kaki yang menggoncang bumi. Beliau tidak mendengar suara kaki yang berjalan, tetapi beliau mendengar suara kaki yang menetap di atas batu serta pasir. Maryam merasakan ketakutan. Ia merasakan bahawa ia tidak sendirian. Ia menoleh ke sebelahnya namun ia tidak mendapati sesuatu pun. Kemudian kedua matanya mulai berputar-putar dan memperhatikan suatu cahaya yang berdiri di sana. Maryam gementar ketakutan dan menundukkan kepalanya. Maryam berkata dalam dirinya, siapa gerangan orang yang berdiri di sana. Maryam memandang kepada wajah orang asing itu, dan menyebabkan ia gelisah. Wajah orang itu sangat aneh, di mana dahinya bercahaya lebih daripada cahaya bulan. Meskipun kedua matanya memancarkan kemuliaan dan kebesaran tetapi wajah orang itu justru menggambarkan kerendahan hati yang mengagumkan.

Pandangan pertama yang di lihat oleh Maryam kepada orang itu mengisyaratkan, bahawa orang itu memiliki kemuliaan yang diperoleh orang yang menyembah Allah SWT selama jutaan tahun. Maryam bertanya kepada dirinya, siapa gerangan orang ini? Kemudian seakan- akan orang asing itu membaca fikiran Maryam dan berkata: "Salam kepadamu wahai Maryam." Maryam dibuat terkejut mendengar adanya suara manusia di depannya. Maryam berkata sebelum menjawab salamnya:"Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa." (QS. Maryam: 18)

Maryam berlindung di bawah lindungan Allah SWT dan ia bertanya kepadanya, "Apakah engkau manusia yang mengenal Allah SWT dan bertakwa kepadanya?" Kemudian orang itu tersenyum dan berkata:"Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." (QS. Maryam: 19)

Orang asing itu belum selesai menyampaikan kalimatnya sehingga tempat itu dipenuhi cahaya yang menakjubkan yang tidak menyerupai cahaya matahari, cahaya bulan, cahaya lampu, cahaya lilin bahkan cahaya api. Di sana terdapat cahaya yang sangat jernih. Kemudian terngianglah di kepala Maryam kalimat: "Aku adalah seorang utusan Tuhanmu." Kalau begitu, dia adalah penghulu para malaikat, Ruhul Amin (Jibril) yang telah berubah wujud menjadi manusia.

Maryam mengangkat kepalanya dengan gementar menahan luapan cinta. Jibril berdiri di depannya dalam bentuk manusia. Maryam memperhatikan kejernihan dahinya dan kesucian wajahnya. Benar apa yang diduganya bahawa Jibril memiliki kemuliaan yang diperoleh orang yang menyembah Allah SWT selama jutaan tahun. Kemudian Maryam mengingat kembali kalimat-kalimat yang diucapkan Jibril. Malaikat itu telah mengatakan bahawa ia adalah utusan Tuhannya, dan ia telah datang untuk memberi Maryam seorang anak laki-laki yang suci. Maryam ingat bahawa dirinya adalah seorang perawan yang belum tersentuh oleh seorang pun. Ia belum menikah dan belum dilamar oleh seseorang pun, maka bagaimana ia melahirkan anak tanpa melalui pernikahan. Fikiran- fikiran ini berputar-berputar di kepala Maryam lalu ia berkata kepada Jibril:"Maryam berkata: Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang penzina!" (QS. Maryam: 20)

Jibril berkata:"Demikianlah Tuhanmu berfirman: 'Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan."' (QS. Maryam: 21)

Maryam menerima kalimat-kalimat Jibril. Tidakkah Jibril berkata kepadanya bahawa ini adalah perintah Allah SWT dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya pasti akan terlaksana. Kemudian, mengapa ia harus (ketika) melahirkan tanpa disentuh oleh seorang manusia pun. Bukankah Allah SWT menciptakan Nabi Adam tanpa seorang ayah dan seorang ibu? Sebelum diciptakannya Nabi Adam tidak ada lelaki dan wanita. Hawa diciptakan dari Nabi Adam dan ia pun diciptakan dari laki-laki, tanpa perempuan.

Biasanya manusia diciptakan melalui pasangan laki-laki dan perempuan; biasanya ia memiliki ayah dan ibu, tetapi mukjizat terjadi ketika Allah SWT menginginkannya untuk terjadi. Kemudian Jibril meneruskan pembicaraannya:"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari- Nya, namanya al-Masih Isa putera Maryam, seorang yang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang yang soleh." (QS. Ali 'Imran: 45-46)

Kehairanan Maryam semakin bertambah. Betapa tidak, sebelum mengandung anak itu di perutnya ia telah mengetahui namanya. Bahkan ia mengetahui bahawa anaknya itu akan berbicara dengan manusia saat ia masih kecil. Sebelum Maryam menggerakkan lisannya untuk melontarkan pertanyaan lain, Jibril mengangkat tangannya dan mengerahkan udara ke arah Maryam. Kemudian datanglah hembusan udara yang bercahaya yang belum pernah di lihat sebelumnya oleh Maryam. Lalu cahaya tersebut ke jasad Maryam dan memenuhinya. Tak sempat Maryam melontarkan pertanyaan yang lain, Jibril yang suci telah pergi tanpa meninggalkan suara.

Udara yang dingin telah bergerak dan Maryam pun tampak menggigil. Maryam segera kembali ke mihrabnya. Ia menutup pintu mihrab dan ia tenggelam dalam solat yang khusyuk dan ia pun menangis. Maryam merasakan kegembiraan, kebingungan dan kegoncangan serta kedamaian yang dalam. Kini, Maryam tidak lagi sendirian. Sejak Jibril meninggalkannya, ia merasakan bahawa ia tidak lagi sendirian. Ia menggerakkan tangannya yang dipenuhi dengan cahaya, kemudian cahaya ini berubah di dalam perutnya menjadi anak, seorang anak yang akan menjadi kalimat Allah SWT dan roh-Nya yang diletakkan pada Maryam. Ketika anak itu besar, ia akan menjadi seorang rasul dan nabi yang ajarannya dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang. [Pak Ndak - Kisah Nabi-nabi Allah]

Ketika Maryam hamil hingga melahirkan anak kesayangannya tidak sedikit ujian yang diterimanya berupa caci-maki yang ditujukan kepadanya prihal kelahiran seorang anak yang tidak punya ayah, secara manusiawi wajar bila semua manusia memandang sebelah mata kepada Maryam, karena hal itu dapat dipastikan bahwa Maryam berbuat maksiat dengan lelaki, tapi tidak ada yang mustahil bagi wahyu dan mukjizat yang diberikan Allah kepada siapa yang dikehendakinya, Isa memang ditakdirkan lahir tanpa memiliki bapak sebagaimana manusia lainnya, bahkan ketika ada tudingan demikian, semasa masih dalam gendongan bundanya Isa membela sang ibu sebagaimana firman Allah;
‘Rasa sakit saat melahirkan anak yang dialami wanita suci ini menimbulkan penderitaan-penderitaan lain yang segera menantinya. Bagaimana manusia akan menyambut anaknya ini? Apa yang mereka katakan tentangnya? Bukankah mereka mengetahui bahawa ia adalah wanita yang masih perawan? Bagaimana seorang gadis perawan bisa melahirkan? Apakah manusia akan membenarkan Maryam yang melahirkan anak itu tanpa ada seseorang pun yang menyentuhnya? Kemudian pandangan-pandangan keraguan mulai menyelimutinya. Maryam berfikir bagaimana reaksi manusia kepadanya dan bagaimana perkataan mereka terhadapnya sehingga hatinya dipenuhi dengan kesedihan. Belum lama Maryam membayangkan dan meminta agar ia dimatikan dan dilupakan, tiba-tiba anak yang baru lahir itu memanggilnya:
"Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, nescaya pohon itu akan mengugurkan buah kurma yang masak kepadamu makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: 'Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.'" (QS. Maryam: 24-26)

Maryam melihat al-Masih dengan penuh kecintaan. Anak itu baru dilahirkan beberapa saat tetapi ia langsung memikul tanggung jawab ibunya di atas pundaknya. Selanjutnya, ia akan memikul penderitaan orang-orang fakir. Maryam melihat bahawa wajah anak itu menyiratkan tanda yang sangat aneh. Yaitu tanda yang mengisyaratkan bahawa ia datang ke dunia bukan untuk mengambil darinya sesuatu, tetapi untuk memberinya segala sesuatu. Maryam menghulurkan tangannya ke pohon kurma yang besar. Belum lama ia menyentuh batangnya hingga jatuhlah darinya buah kurma yang masih muda dan lazat. Maryam makan dan minum dan kemudian ia memangku anaknya dengan penuh kasih sayang.

Saat itu, Maryam merasakan kegoncangan yang hebat. Silih-berganti ketenangan dan kegelisahan menghampirinya. Segala fikirannya tertuju pada satu hal, yaitu Isa. Ia bertanya-tanya dalam dirinya: Bagaimana orang-orang Yahudi akan menyambutnya, apa yang akan mereka katakan tentangnya, apa yang akan mereka katakan terhadap Maryam, apakah para pendeta dan para pembesar Yahudi percaya bahawa Maryam melahirkan seorang anak tanpa disentuh oleh seseorang pun? Bukankah mereka terbiasa hidup dengan suasana pencurian dan penipuan? Apakah seseorang di antara mereka akan percaya - padahal ia jauh dari langit - bahawa langit telah memberinya seseorang anak.

Akhirnya, masa pengasingan Maryam telah berakhir dan Maryam harus kembali ke kaumnya. Maryam kembali dan waktu menunjukkan Ashar. Pasar besar yang terletak di jalan yang dilalui Maryam menuju masjid dipenuhi dengan manusia. Mereka sibuk dengan jual-beli. Mereka duduk berbincang-bincang sambil minum anggur. Belum lama Maryam melewati pasar itu sehingga manusia melihatnya membawa seorang anak kecil yang didakapnya. Salah seorang bertanya: "Bukankah ini Maryam yang masih perawan? Lalu, anak siapa yang dibawanya itu?" Seorang yang mabuk berkata: "Itu adalah anaknya." Mari kita dengar cerita apa yang akan disampaikannya. Akhirnya, orang-orang Yahudi mulai "mengepung" dengan berbagai macam pertanyaan: "Anak siapa ini wahai Maryam, mengapa engkau tidak mengembalikannya, apakah itu memang anakmu, bagaimana engkau datang dengan membawa seorang anak sedangkan engkau adalah gadis yang masih perawan?"
Maryam dituduh melakukan pelacuran. Mereka menyerang Maryam tanpa terlebih dahulu mendengarkan sanggahannya atau mengadakan penelitian atau membuktikan bahawa perkataan mereka memang benar. Maryam dicerca sana-sini dan ia diingatkan, bahawa bukankah ia seseorang yang tumbuh dari rumah yang baik dan bukanlah ibunya seorang pelacur? Lalu mengapa semua ini terjadi padanya? Menghadapi semua tuduhan itu, Maryam tampak tenang dan tetap menunjukkan kebaikannya. Wajahnya dipenuhi dengan cahaya keyakinan. Ketika pertanyaan semakin menjadi-jadi dan keadaan semakin sulit, maka Maryam menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Ia menunjuk ke arah anaknya dengan tangannya. Maryam menunjuk Isa.

Orang-orang yang ada di situ tampak kebingungan. Mereka memahami bahawa Maryam berpuasa dari berbicara dan meminta kepada mereka agar bertanya kepada anak itu. Para pembesar Yahudi bertanya: "Bagaimana mereka akan melontarkan pertanyaan kepada seorang anak kecil yang baru lahir beberapa hari? Apakah anak itu akan berbicara di buaiannya" Mereka berkata kepada Maryam:"Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?" (QS. Maryam: 29)

Berkata Isa:"Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku al-Kitab (injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) solat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. " (QS. Maryam: 30-33)

Belum sampai Isa menuntaskan pembicaraannya sehingga wajah-wajah para pendeta dari kalangan Yahudi dan para uskup tampak pucat. Mereka menyaksikan mukjizat terjadi di depan mereka secara langsung. Anak kecil itu berbicara di buaiannya; anak kecil yang datang tanpa seorang ayah; anak kecil yang mengatakan bahawa Allah SWT telah memberinya al-Kitab dan menjadikannya seorang Nabi. Ini berarti bahawa kekuasaan mereka sebentar lagi akan hancur. Setiap orang dari mereka akan menjadi tidak berarti ketika anak kecil itu dewasa. Tak seorang pun di antara mereka yang dapat "menjual pengampunan" kepada manusia atau menghakimi mereka melalui penyataan bahawa ia adalah wakil dari langit yang turun di bumi. Atau pernyataan, bahawa hanya dia yang mengetahui syariat.

Demikian mukjizat yang diberikan Allah kepada Isa, anak kecil yang baru lahir bisa berbicara untuk menghibur sang ibu dan memberikan penjelasan kepada orang-orang yang menuding ibunya berbuat zina. Isa dibesarkan dalam pengasuhan sang ibu di bawah naungan wahyu Ilahi, dia terdidik secara baik untuk mengabdi hanya kepada Allah semata. Dia anak Siti Maryam walaupun tanpa ayah, dia manusia bukan jin, bukan malaikat dan tidak pula tuhan, dia hanya seorang nabi sama dengan nabi-nabi lainnya sebagaimana yang difirmankan Allah dalam ayat-ayat-Nya;"Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."[Ash Shaff 61;6]

Dalam Kitab Tauratpun sudah dijelaskan bahwa Nabi yang akan datang itu memiliki sifat dan watak yang baik, demikian pula ummat yang mendukung risalahnya, bayangkan, sebenarnya begitu dekat kabar gembira itu sudah ada bersama Bani Israil, seharusnya tidak ada penghalang bagi mereka untuk beriman, tapi karena berbagai faktor sehingga kabar gembira itu tidak memberikan manfaat kepada mereka bahkan mereka mengingkarinya, sifat Nabi Muhammad dan ummatnya yang dicantumkan dalam Kitab Taurat.
Eksistensi Nabi Isa bagi umat Islam sesuai dengan ajaran yang tertuang dalam Al Qur’an bahwa Isa adalah seorang Nabi yang mengajarkan agama tauhid kepada ummatnya, dia seorang nabi yang tidak akan dapat melebihi keberadaan Allah sebagai Tuhan, kepercayaan kepada Nabi Isa yang dinyatakan sebagai tuhan hanya rekayasa orang-orang yang menyesatkan ummat ini.

Beliau as adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Beliau bukan Allah dan putera Allah seperti halnya keyakinan orang Nashrani. Allah berfirman:“Berkata ‘Isa, ‘Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi’.” (Qs. Maryam [19]: 30).
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putera Maryam’.” (Qs. al-Maa’idah [5]: 17).
“Orang Nashrani berkata, ‘Al-Masih putera Allah. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka’.” (Qs. at-Taubah [9]: 30)

.“Dan mereka berkata, ‘Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka menda'wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri’.” (Qs. Maryam [19]: 88-95).

‘Al Masih putera Maryam menolak orang-orang yang menyatakan bahwa beliau as adalah Allah atau anak Allah.Allah SWT berfirman:“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, ‘Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?’ ‘Isa menjawab, ‘Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya) yaitu, ‘Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku. Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu’.” (Qs. al-Maa’idah [5]: 116-117).

Sesungguhnya beliau tidak terbunuh dan disalib. Akan tetapi, Allah menyelamatkannya dari orang-orang dzalim, dan mewafatkannya sebagaimana orang tidur. Lalu, Allah SWT mengangkatnya ke langit dan Allah mendatangkan orang lain yang serupa dengan ‘Isa as. Selanjutnya, mereka (para tentara kerajaan) membunuh orang yang diserupakan Isa as dan menyalibnya. Akan tetapi, mereka ragu dan berselisih dalam perkara itu.
Allah SWT berfirman:“Dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putera Maryam, Rasul al-Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya, dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Sa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa, tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana’.” (Qs. an-Nisaa’ [4]: 157-158).
Allah SWT berfirman:“Ingatlah, ketika Allah berfirman, ‘Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu, dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir’.” (Qs. Ali-‘Imraan [3]: 55).
Bahkan, ‘Isa Al Masih as mengingatkan manusia dari para pendusta yang menda’wahkan kenabian setelah dirinya, dan memberikan khabar gembira dengan risalah Muhammad Saw. Sebagian besar orang Nashrani beriman dengan kenabian Muhammad Saw, namun sebagian besar lainnya mengingkari khabar (dari) ‘Isa as dan tidak beriman kepada Nabi Muhammad Saw.

Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad setelah sekian ratus tahun berjalannya ajaran yang disampaikan oleh Nabi Isa as, yang intinya sama yaitu mentauhidkan Allah dan mengimani risalah kebenaran, kalaulah keimanan pengikut nabi Isa tidak tercemar maka mereka pasti mengimani kerasulan Muhammad Saw. [dari berbagai sumber],Walahu a’lam, [Cubadak Solok, 28 Jumadil Akhir 1433.H/20 Mei 2012.M].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kabupaten Solok 1999-2009

10. Husni Mubarak


Drs.St.MUKHLIS DENROS

Kita mengenal raja tiran di Mesir pada masa nabi Musa As, dengan nama Fir’aun, walaupun kisah ini menjadi sejarah abadi yang terukir dalam Al Qur’an tapi kerakter Fir’aun masih melekat pada penguasa di Mesir, diantaranya ialah Husni Mubarak, Presiden terguling setelah menghadapi demontrasi oleh rakyatnya sendiri.
Dilahirkan dengan nama Muhammad Husni Said Mubarak pada 1928 di sebuah desa di Delta Nil, ia ditakdirkan berkarir di angkatan bersenjata. Ia lulus dari Akademi Militer Mesir pada 1949. Usai perang Arab-Israel 1973, Mubarak dipromosikan menjadi marsekal angkatan udara. Dan pintu kekuasaan pun terbuka untuknya.

Mubarak menikah dengan Suzanne, putri seorang perawat dari Pontypridd, Wales, Inggris. Lelaki 82 tahun ini pun tak asing dengan risiko jabatan tinggi. Setidaknya, ia enam kali lolos dari upaya pembunuhan.
Sebagai pelayan setia Presiden Anwar Sadat, ia diangkat menjadi Wakil Presiden pada 1975 dan memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan Mesir dengan Barat. Karirnya melejit sejak Oktober 1981 ketika mewarisi kursi kepresidenan usai wafatnya Sadat.

Didukung kondisi negara yang senantiasa darurat, Mubarak kerap melakukan penangkapan terhadap para penentangnya, terutama mereka yang dituding sebagai ekstremis Islam. Sejak mendapatkan kekuasaan, Mubarak memerintah dengan gaya militer. Dengan mudah ia menangkap dan menahan siapa pun yang dianggap membahayakan.
Di lain pihak, ia terus menjaga hubungan baik dengan AS juga Israel, walau mendapat kecaman. Bagi Mubarak, hubungan baik dengan AS dan Israel jauh lebih berharga daripada sekadar berempati terhadap persoalan Palestina, misalnya. Tak heran jika ia begitu dekat dengan sejumlah pemimpin Israel.

Sebagaimana tiap perjalanan yang membutuhkan perhentian, kekuasaan pun demikian adanya. Ia pasti berakhir di titik terujung. Cengkeraman Mubarak kian melemah, ia takkan mampu melawan sunnatullah yang dipergilirkan.[Mubarak ,Cybersabili,Sabtu, 12 Februari 2011 00:18 Chairul Akhmad].

Cyber Sabili-Kairo. Berbagai laporan media, di antaranya Press TV menyebutkan, militer Mesir merapatkan barisan tank-tank dan kendaraan infantrinya di Bundaran Tahriri, Kairo, sejak hari ini, Kamis (10/2/2011).

Ini dilakukan setelah puluhan ribu demonstran berkemah di luar gedung parlemen sebagai bagian dari upaya mereka menggulingkan rezim Presiden Hosni Mubarak. Para demonstran juga berusaha untuk memblokir gedung parlemen.
Sebelumnya telah diberitakan, partai-partai oposisi Mesir merencanakan demonstrasi massif menuju Istana Kepresidenan, Jumat (11/2/2011).

Seorang tokoh oposisi Mesir, Ayman Nour mengatakan, revolusi akan terus ditingkatkan dan rezim Mubarak harus pergi. Ditambahkannya, revolusi Mesir akan terus berlanjut sampai Mubarak dan kroninya terguling.

Tensi politik di dalam negeri Mesir terus memanas menyusul 16 hari sejak dimulainya gerakan perlawananan terhadap kezaliman rezim Mubarak. Rakyat dan para aktivis dari berbagai elemen masyarakat tidak mengendurkan tuntuan mereka hingga hari ini.
Ratusan orang dilaporkan telah tewas atau cedera dalam dua hari bentrokan antara polisi dan demonstran di kota Kharga, Mesir Selatan.
Laporan lain menyebutkan, ratusan polisi berpakaian preman dan orang-orang bayaran dari rezim Mubarak meningkatkan tindak kekerasan terhadap demonstran dan para aktivis di berbagai wilayah Mesir.
Menurut laporan wartawan Press TV, orang-orang bayaran pro-Mubarak juga menyerang para demonstrasi di daerah terpencil yang tidak dipantau oleh organisasi hak asasi manusia.

Cyber Sabili-Kairo. Oposisi terbesar di Mesir, Ikhwanul Muslimin, Rabu (9/2/2011), dalam statemennya menekankan tekadnya untuk tidak berdamai dengan Presiden Hosni Mubarak.
Oposisi yang juga gerakan Islam terbesar di Mesir dan menjadi inspirasi gerakan Islam di berbagai belahan dunia ini, memberikan ultimatum kepada Mubarak selama sepekan untuk mundur.

Seperti dilaporkan Fars News dan Koran The Guardian, Ikhwanul Muslimin dalam statemennya menyatakan, Mubarak hanya memiliki waktu sepekan untuk segera mengundurkan diri dari jabatannya dan tidak ada kata damai dalam hal ini.
Essam al-Arian salah satu petinggi Ikhwanul Muslimin menjelaskan, kami memahami adanya sejumlah kesulitan dalam proses transisi kekuasaan, karena itu kami memberi waktu kepada Mubarak selama sepekan untuk menyelesaikan kesulitan ini.
Ia menambahkan, Ikhwanul Muslimin tidak berniat menguasai pemerintahan dan membentuk pemerintahan tunggal di Mesir. "Ikhwanul Muslimin mengerahkan segala upaya untuk membentuk aliansi luas di parlemen dan eksekutif," ungkap Essam.
Cyber Sabili-Kairo. Seorang perwira militer Mesir yang ikut demonstrasi di Lapangan Tahrir, Kairo, mengatakan, Jumat, 15 perwira menengah lain juga telah menyeberang ke (pihak) demonstran.

"Gerakan solidaritas pasukan bersenjata dengan rakyat telah dimulai," Mayor Ahmed Ali Shouman mengatakan pada Reuters melalui telpon setelah shalat Subuh.
Pada Kamis malam Shouman mengatakan pada kerumunan massa di Tahrir bahwa ia telah menyerahkan senjatanya dan ikut berunjuk rasa meminta diakhirinya segera pemerintahan 30 tahun Presiden Hosni Mubarak.
"Sekitar 15 perwira telah ikut revolusi rakyat," katanya, mendaftar pangkat mereka dari kapten hingga letnan kolonel. "Tujuan kami dan rakyat sama."
Shouman mengatakab periwira-perwira lainnya itu akan berpidato pada kerumunan massa setelah shalat Jumat.

Seorang mayor angkatan darat lainnya berjalan ke Shouman ketika ia berbicara dengan seorang wartawan Reuters di Tahrir, Kamis, dan memperkenalkan dirinya, mengatakan: "Saya juga ikut gerakan itu".
Militer telah dikerahkan ke jalan setelah polisi mundur menyusul kegagalan mereka untuk menghancurkan demonstran pada 28 Juli lalu.
Militer, yang telah menggelar puluhan tank dan pengangkut tentara di sekitar Lapangan Tahrir dan sejumlah instalasi penting, telah berjanji untuk tidak menembak demonstran.

Demonstran, yang masih goyah karena kecewa dan marah sehari setelah Mubarak memupus harapan ia akan mundur, telah merencanakan unjuk rasa dan pawai sangat besar Jumat yang mungkin akan menguji kesetiaan militer.
"Apa yang telah mendorong para perwira dan saya untuk ikut revolusi rakyat itu adalah kesetiaan kami semua untuk mengambil (tugas) bersama pasukan bersenjata -- untuk melindungi negara," kata Shouman ketika ditanya apakah para perwira itu berisiko menghadapi pengadilan perang.

Para pengunjuk rasa memanggul Shouman, menyanyikan "rakyat dan militer bersatu", setelah ia berbicara pada mereka di panggung.
Meskipun masyarakat Mesir biasanya menghormati pasukan bersenjata yang sebagian besar wajib militer, beberapa demonstran marah ketika tentara berpangkutangan pekan lalu saat para pendukung Mubarak bentrok dengan demonstran.
"Bagaimana bisa militer diam sama sekali seperti penonton tak berguna ketika penjahat-penjahat Mubarak datang pada kami Rabu lalu dan menewaskan 300 orang di lapangan ini?

Militer telah membiarkan rakyat menderita," Salah Basouny, 37, mengatakan ketika berdebat dengan seorang mayor jendral di sebuah gedung televisi negara dekat Tahrir.
Shouman, yang menunjukkan kartu identitas militernya pada demonstran yang curiga, mengatakan ia telah minta perwira-perwira lainnya untuk ikut demonstrasi anti-Mubarak yang direncsnakan di Mesir.
Ia menyatakan ia telah 15 tahun melakukan dinas militer dan telah diperintahkan untuk menjaga pintu masuk barat ke Lapangan Tahrir. Banyak perwira lainnya yang berpihak pada demonstran ditempatkan di sekitar Tahrir dan berhubungan terus-menerus dengan mereka yang di dalam, demikian Reuters.

Demikian besarnya desakan demonstran di seluruh Mesir hingga di dunia Islam lainnya dengan tuntutan agar Husni Mubarak mundur dari jabatannya yang selama ini dengan kekuasaannya dia telah memperlakukan rakyatnya khususnya ummat Islam dengan zhalim, namun demikian teman-teman Mubarak mengharapkan agar sang Fir’aun tetap bertahan di singgasananya lebih lama lagi.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Minggu, memperkirakan bahwa Presiden Mesir Hosni Mubarak mungkin harus bertahan lebih lama daripada yang banyak lawan-lawannya inginkan demi memastikan pemilu berhasil.
Di bawah tekanan protes massa, Mubarak telah berjanji untuk tidak maju lagi dalam pemilu presiden September mendatang. Namun banyak demonstran yang menuntut pengunduran diri segera dan laporan media AS menyatakan, Washington juga mendesak dia untuk turun sekarang.

Namun, Clinton, yang berbicara kepada wartawan dalam perjalanan pulang dari pembicaraan internasional mengenai Mesir di Jerman, menduga bahwa tekanan terhadap Mubarak untuk turun sekarang ketimbang nanti mungkin akan berkurang.
"Sejauh yang saya paham tentang konstitusi (Mesir), jika presiden mengundurkan diri, ia akan digantikan oleh ketua parlemen, dan pemilihan presiden harus diselenggarakan dalam 60 hari," katanya. "Sekarang orang Mesir harus bergulat dengan kenyataan tentang apa yang harus mereka lakukan," katanya.[Hillary: Mubarak Bertahan Lebih Lama,editor Egidius Patnistik,Kompas.com.Senin, 7 Februari 2011 | 09:43 WIB].

Bagaimanapun kuatnya kekuasaan seseorang maka pasti akan tumbang juga, bagaimanapun tingginya jabatan manusia satu ketika pasti akan runtuh, karena tidak ada kekuasaan yang mampu bertahan untuk selamanya, sunnatullah menyatakan bahwa kekuasaan itu akan dipergulirkan kepada siapa saja yang dikehendaki Allah dan Allah akan memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Akhirnya Mubarak mundur dari jabatannya yang disambut suka cita oleh rakyatnya.

Presiden Mesir Husni Mubarak, mengundurkan diri dari jabatannya dan menyerahkan kekuasaan kepada Militer. Wakil Presiden Omar Suleiman mengumumkan pengunduran diri Mubarak dalam sebuah pidato di televisi.
Pernyataan singkat Suleiman diterima dengan suka cita oleh para demonstran yang dalam beberapa hari terakhir memadati Tahrir Square, Kairo. Mereka bernyanyi dan mengibarkan bendera, serta meneriakkan kata-kata, “Kami telah menumbangkan rezim (Mubarak).” Sementara sebagian lagi terlihat menangis, bersorak dan memeluk satu sama lain.

Sang pemimpin oposisi, Mohamed el-Baradei, menyebut pengunduran diri Mubarak sebagai hari terbesar dalam hidupnya. "Negara ini telah dibebaskan setelah puluhan tahun dalam penindasan,'' ujarnya. "
Salah seorang aktivis pro-demokrasi Dina Magdi mengaku sangat bahagia dan tak mampu berkata-kata. "Saya telah menunggu, saya telah bekerja sepanjang hidup hingga dewasa untuk melihat kekuatan rakyat maju ke depan dan menunjukkan diri,” katanya kepada Aljazeera di Tahrir Square.

Di Alexandria, kota terbesar kedua di Mesir, terjadi “ledakan emosi” warga. Ratusan ribu orang merayakan pengunduran diri sang presiden di jalanan.
Namun sebagian pihak menyebut pengalihan kekuasaan kepada militer ini melanggar konstitusi. Dan masih belum jelas apakah pengunduran diri Mubarak akan membuat demonstran puas karena mereka menginginkan pemerintahan sipil baru. Secara resmi, ketua parlemen Mesir yang seharusnya mengambil alih kekuasaan. Sebelumnya, diumumkan bahwa Presiden Mubarak telah meninggalkan Kairo bersama keluarga ke sebuah kawasan wisata Mesir, Sharm el-Sheikh.[Mubarak Akhirnya Tumbang Cybersabili.Sabtu, 12 Februari 2011 00:14 Chairul Akhmad].

Masyarakat Mesir di Inggris mengelar perayaan kemenangan menyusul mundurnya Presiden Husni Mubarak, di alun alun kota London, Trafalgar Square, Sabtu. Pekerja sosial Tim Indonesia dan Timor Leste di Amnesty International, yang berkedudukan di London Aditya Muharam kepada koresponden Antara London, Jumat malam mengatakan bahwa perayaan besar-besar digelar untuk merayakan kemenangan rakyat Mesir di Kerajaan Inggris.

Sementara itu Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan Mesir memiliki kesempatan dan momen berharga untuk bergerak menuju "kekuasaan sipil dan demokratis" di Mesir. Hal itu disampaikan PM Inggris beberapa saat menyusul pengumuman pengunduran diri Husni Mubarak sebagai Presiden Mesir setelah terjadinya demontrasi yang dilakukan rakyat Mesir selama 18 hari yang menuntut pengunduran diri Presiden Mubarak yang berkuasa selama 30 tahun.
Pernyataan David Cameron disampaikan di 10 Downing Street, London, Jumat dan menyebutkan pemerintahan baru harus mulai untuk dengan membangun sebuah masyarakat yang terbuka, bebas dan demokratis. Cameron mengatakan apa yang telah terjadi hari ini di Mesir merupakan langkah pertama dan Inggris sebagai teman Mesir siap untuk membantu dengan cara apapun.

David Cameron mengatakan Mesir telah mengalami "luar biasa" dan mendesak 'kekuasaan sipil' setelah Husni Mubarak berhenti. "Mereka yang sekarang menjalankan Mesir memiliki tugas untuk mencerminkan keinginan rakyat Mesir khususnya, harus ada perpindahan kekuasaan sipil dan demokrasi sebagai bagian dari transisi yang sangat penting bagi Mesir yang terbuka, demokratis dan bebas.
Sementara itu Pemimpin Partai Buruh Ed Miliband, mengatakan para pengunjuk rasa telah "meraih kemenangan besar" dan menyampaikan selamat dan tugas sekarang adalah menciptakan masa depan demokrasi yang dimenangkan hari ini" Sementara itu pendiri dan pelindung dari British Society Mesir, Ahmed El-Mokadem, kepada BBC London mengatakan dia merasa "senang" Mubarak telah mengundurkan diri.
Ahmed El-Bayoumi, yang baru kembali dari dua minggu protes di Kairo dan berencana untuk terbang kembali ke negara asalnya pada hari Sabtu, menambahkan bahwa Mesir memiliki "begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membangun kembali negara". "Jelas, kita perlu melihat siapa yang akan mengambil kekuasaan Kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan," ujarnya.

Dia mengatakan orang-orang Mesir telah "kehilangan kepercayaan" selama masa Mubarak sebagai presiden, yang telah menghentikan pembangunan negara. Presiden Mesir Husni Mubarak akhirnya mengundurkan diri ditengah tuntutan mundur para demonstran.
Wakil Presiden Mesir, Omar Suleiman, baru saja mengumumkan Presiden Mubarak memutuskan mundur, dan kewenangan dipegang oleh dewan militer. "Atas nama Allah yang Maha Penyayang, dalam situasi yang sangat sulit yang dihadapi Mesir, Presiden Husni Mubarak memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai presiden republik dan menunjuk Dewan Militer untuk menjalan tugas-tugas negara," kata Suleiman."Semoga Allah membantu kita semua," tambah Wapres Mesir. Pengumuman melalui televisi ini sontak disambut meriah oleh massa yang berdemonstrasi di Lapangan Tahrir dan kota-kota lain, seperti di Iskandariah.
[Masyarakat Mesir di London Rayakan Mundurnya Mubarak,Republika OnLineSabtu, 12 Februari 2011, 09:24 WI].

Seorang Brigadir Jenderal Mahmud Shafiq Ali al-Banaa, yang sejak tahun 2000 telah menjadi kepala keamanan istana presiden Mubarak, mengungkapkan beberapa rahasia rezim “Fir’aun Kairo”, yang tersembunyi di balik dinding istana, lapor agen berita Almoslim.
Sebagai contoh, ia menceritakan tentang fakta bahwa salah satu putra mantan presiden Mesir, Alaa Mubarak, terus menjalankan sholat, sementara putranya yang lain, Gamal Mubarak, bukan hanya tidak mendirikan sholat, tetapi bahkan tidak mengakui keberadaan Nabi Muhammad SAW. Dia mengejek dan bertanya, “dan siapa yang dapat membuktikan bahwa Muhammad pernah ada?”

Shafiq al-Banna juga bercerita bahwa selama pemakaman ibu presiden, Mubarak tidak memimpin prosesi. Duduk di dalam mobil, ia mengatakan kepadanya ketika semua telah selesai dia akan membaca sebuah doa yang sesuai.
Mubarak memiliki kakak, yang mengunjungi dia hanya dua kali-sekali ketika Alaa menikah dan waktu kedua setelah pecobaan pembunuhan presiden Mesir di Addis Ababa.
Mubarak juga memiliki seorang paman, yang datang untuk mengunjunginya. Namun ia berdiri selama dua jam di pintu, ia kembali ke rumah tanpa menunggu keponakannya yang tidak ingin melihatnya.

Pada saat yang sama, Shafiq membantah rumor tentang istri kedua Mubarak. Ia mengatakan hanya punya satu istri bernama Susanna.
Perlu diingat bahwa Mubarak terpaksa mengundurkan diri pada 11 Februari 2011 sebagai akibat dari protes massa yang dimulai sejak 25 Januari.
Setelah beberapa saat, ia dan anak-anaknya ditangkap. Beberapa anggota rezim Mubarak juga ditahan.

Pengadilan Mesir di hari pertama memanggil Mubarak dan dua anaknya, Alaa dan Gamal serta teman dan mitra usaha Mubarak, Hussein Salim.
Perlu diingat bahwa menurut situs Lebanon, elhashra.com, Hosni Mubarak sebagai presiden Mesir telah mempersiapkan makam yang nyaman untuk dirinya sendiri dengan gaya “ala Fir’aun”, dilengkapi dengan teknologi baru.
Bukan kamar batu untuk sarkofagus di pusat piramida, makam masa depan Mubarak termasuk tiga sofa mewah terbuat dari kulit buatan Amerika, sebuah aula, dirancang dalam gaya era Muhammad Ali, sebuah kamar mandi porselen dengan sambungan panggilan telepon internasional.Biaya “suite room” di mana Mubarak akan beristirahat dalam “kedamaian abadi” lebih dari 15 juta pound Mesir. Masya Allah…… (haninmazaya/arrahmah.com)

Itu kekuasaan, dia tidak akan aman dikendalikan oleh orang yang tidak amanah, apalagi menjadikan jabatan, kekuasaan sebagai sarana untuk memperturutkan hawa nafsu, begitulah akhir kehidupan dari orang-orang yang menentang Allah, apakah penguasa hari ini tidak menjadikan pelajaran atas kehancuran kekuasaan Fir’aun di tangan Nabi Musa As dengan izin Allah dan tidak menjadikan iktibar keruntuhan kekuasaan Namrudz oleh dakwah yang dibawa oleh Nabi Ibrahim As, ada benarnya pendapat yang mengatakan, bila kekuasaan terlalu lama di tangan seseorang maka dia cendrung korup, zhalim dan fasiq.

Husni Mubarak sudah tumbang, dia akan digantikan oleh orang-orang yang terbaik dari rakyat Mesir hari ini, jadikanlah pelajaran terbaik atas kejadian yang dialami oleh Husni Mubarak, artinya jangan penggantinya setali tiga uang, sama saja, Walahu a’lam, [Cubadak Solok, 24 Jumadil Akhir 1433.H/16 Mei 2012.M].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kabupaten Solok 1999-2009

9. Hasan Al Banna


Drs.St.MUKHLIS DENROS

Hasan Al Banna adalah seoranga da’i yang mendirikan sebuah organisasi yang saat ini organisasi tersebut semakin meluas ke seluruh dunia, pusatnya di Mesir, itulah dia Al Ikhwanul Muslimin, para pengikutnya menyebut Hasan Al Banna dengan Asy Syahid Imam Hasan Al Banna, karena memang beliau mati syahid di ujung senapan rezim tiran Gamal Abdul Naser, diapun seorang pemimpin di Ikhwanul Muslimin sehingga panggilan itu cocok untuknya yaitu Imam Hasan Al Banna. Sejenak kita menengok kiprahnya dalam pergerakan dan dakwah selama hidupnya. Mochamad Bugi dalam tulisannya yang berjudul Biografi Empat Pemimpin Dakwah Teladan Yang dimuat pada eramuslim.com 6/4/2007 | 19 Rabiul Awwal 1428 H menyebutkan;

Imam Hasan Al Banna adalah imam para dai di abad 20, sesuai dengan namanya beliau adalah pembangun generasi yang baik. Imam Hasan bin Ahmad bin Abdurrahman Al-Banna lahir pada tahun 1906 M di daerah Mahmudiyah kota kecil dekat Iskandariyah Mesir. Ayahnya seorang ulama yang diakui keilmuannya oleh ulama lain. Disamping itu beliau bekerja sebagai tukang reparasi jam dan penjilidan buku sehingga ayahnya dikenal dengan julukan Asy-Syaikh As-Sa’ati.

Lingkungan pedesaan yang jauh dari hiruk-pikuk suasana kota turut membantu perkembangan Hasan Al Banna. Sehingga dalam usia yang masih muda beliau sudah berhasil menghafal Al-Qur’an. Beliau disamping berguru pada ayahnya juga berguru pada ulama lain, sampai akhirnya mengantarkan beliau belajar di Universitas Darul Ulum Kairo.

Ghirah keislamannya sudah tumbuh semenjak kecil. Beliau sangat rajin ibadah dan suka mengunjungi para ulama untuk berdiskusi tentang masalah agama dan problematika umat. Sehingga tidak aneh para ulama dan gurunya sangat mencintai beliau dan menaruh harapan yang besar terhadap Hasan Al-Banna. Kegundahannya terhadap kemaksiatan menyebabkan Hasan Al-Banna kecil bersama teman-temannya membuat organisasi Menolak Keharaman. Dan diantara aktivitasnya, mengingatkan umat Islam yang melakukan dosa dan meninggalkan kewajiban Islam seperti shalat, puasa, dan lain-lain. Hasan Al-Banna juga punya kegiatan yang dilakukannya ketika masih kecil, yaitu membangun-bangunkan orang tidur dari rumah ke rumah untuk shalat Subuh berjamaah di masjid.
Pada tahun 1928 pada saat berusia 22 tahun, beliau mendirikan Jama’ah Ikhwanul Muslimun. Tokoh-tokoh yang bergabung di jama’ah ini di antaranya Syaikh Muhibbuddin Al-Khatib, ulama hadits; Syaikh Dr. Musthafa As-Siba’i, ahli hukum; Syaikh Amin Al-Husaini, mufti Palestina. Dan sekarang dakwah yang dirintisnya sudah masuk ke lebih dari 70 negara. Hampir tidak ada gerakan reformasi di dunia Islam yang tidak terpengaruh oleh pemikiran Jama’ah Ikhwanul Muslimun. Kelebihan Imam Hasan Al-Banna bukan pada kemampuannya ta’liful kutub (mengarang buku), tetapi pada ta’liful qulub (menyatukan hati) dan ta’lifur rijal (mencetak generasi muslim). Tidak aneh jika pengikutnya hampir ada di seluruh penjuru dunia. Penamaan Jama’ah Ikhwanul Muslimun juga tidak lain dari keinginan beliau untuk menyatukan umat Islam dan mengembalikan mereka dalam kejayaan Islam.

Berkata ulama India Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadawi tentang imam Hasan Al Banna, ”Kehadirannya cukup mengejutkan Mesir, dunia Arab dan dunia Islam secara keseluruhan. Semua terkejut oleh dakwah, tarbiyah, jihad dan kekuatannya yang unik. Allah telah mengumpulkan pada dirinya berbagai kemampuan yang kadang-kadang tampak kontradiktif di mata psikolog, sejarawan, dan kritikus, yaitu pemikiran yang brilian, pemahaman yang cemerlang, wawasan yang luas, perasaan yang kuat, hati yang penuh berkah, semangat yang membara, lisan yang fasih, zuhud dan qanaah –tanpa menyiksa diri– dalam kehidupan pribadinya. Cita-cita dan kepedulian yang tinggi dalam menyebarkan da’wah.”

Perhatian Hasan Al Banna terhadap Islam dan umat Islam sangat besar termasuk umat Islam yang jauh dari Mesir, seperti Indonesia. Hal ini yang menjadikan beliau memimpin sendiri Komite Solidaritas bagi Kemerdekaan Indonesia. Dan utusan Indonesia yang berkunjung ke Mesir saat itu, yaitu H. Agus Salim, Dr. H.M. Rasyidi, M. Zein Hasan dan lain-lain, mengucapkan terima kasih kepada Hasan Al-Banna atas dukungan untuk kemerdekaan Indonesia.

Imam Hasan Al Banna berpesan kepada pengikut-pengikutnya, ”Anda sekalian adalah ruh baru yang mengalir dalam jasad umat ini.” Dakwah dan jihad Hasan Al-Banna membuat kecut thaghut (penguasa yang lalim) yang hidup pada masa beliau. Tidak ada cara lain kecuali memusnahkan dakwah Hasan Al Banna. Tepat di depan kantor Organisasi Pemuda Islam yang didirikannya, Hasan-Al Banna ditembak. Sebagian pelaku membawa Hasan Al-Banna ke rumah sakit dan meminta kepada penjaga rumah sakit untuk membiarkannya tanpa penanganan medis.

Sampai setelah dua jam tanpa pertolongan medis, Hasal Al-Banna meninggal dunia. Tahun itu tahun 1949 M. Hasan Al-Banna dishalatkan oleh ayahnya yang sudah sepuh dan 4 orang wanita. Begitulah Hasan Al-Banna yang hidup untuk Islam dan umat Islam. Meninggal akibat konspirasi yang menginginkan dakwahnya redup. Tetapi kematiannya tidak membuatnya mati. Dakwahnya tetap hidup dan namanya tetap harum. Pendukung gerakan dakwahnya semakin banyak.

Demikianlah Allah akan menjaga agama-Nya. Dia selalu mengutus pada setiap abad ulama yang akan mengembalikan Islam pada kemurnian dan kejayaannya. Rasulullah saw. Bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengutus pada umat ini pada setiap satu abad orang yang memperbarui urusan agamanya.” (Abu Dawud, Al-Hakim dan Al-Baihaqi).
42 tahun kalau diukur dari perjalanan sejarah merupakan waktu yang singkat, merupakan usia yang belum bisa memberikan apa-apa, walaupun umur sejarah tidak bisa diukur berdasarkan tahun dan hari, namun dapat juga diukur dari banyaknya peristiwa yang berdampak pada perubahan kondisi, situasi dan keadaan, dan inilah yang selalu melekat pada sosok Hasan Al-Banna, beliau banyak memberikan pengaruh dalam perubahan sejarah, dan beliau juga merupakan salah satu dari orang yang memberikan kontribusi melakukan perbaikan dan perubahan dalam tubuh umat. Sekalipun umur beliau relatif pendek namun beliau termasuk orang yang mampu membuat sejarah gemilang.

Sejak awal dapat kita lihat bahwa imam Al-Banna telah menentukan jalannya dan karakter hidupnya; yaitu jalan hidup yang beliau lakoninya dalam kehidupannya secara pribadi yang unik; komitmen terhadap Islam dan manhaj robbani dan interaksinya dengan orang lain dengan baik dan sesuai dengan ajaran Islam. Baliau begitu terkesan dengan hadits Nabi dan begitu kuat berpegang teguh dengannya; yaitu hadits Nabi saw: “Jagalah lima perkara sebelum datang lima perkara.. diantaranya adalah “masa mudamu sebelum datang masa tuamu”, begitupun dengan hadits Nabi saw lainnya: “ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada saat tidak ada naungan kecuali naungannya.. diantaranya adalah “seorang pemuda yang taat beribadah kepada Allah”.
Adapun diantara faktor lain yang membantunya komitmen di jalan kebenaran adalah karena beliau begitu banyak beribadah dan taat kepada Allah, sejak mudanya beliau sering melakukan puasa sunnah, khususnya puasa sunnah yang berhubungan dengan hari-hari besar Islam, dan lebih banyak lagi beliau melakukan puasa hari sunnah senin dan hari kamis pada setiap minggunya, karena mentauladani sunnah nabi saw, sebagaimana beliau juga sangat bersemangat melakukan puasa sunnah rajab dan sya’ban. Kebanyakan dari kita mungkin merasa asing dalam melakukan ketaatan seperti itu, atau merasa berat melakukannya terutama di saat kondisi zaman seperti ini. Sebagaiman usaha yang dilakukan imam Al-Banna dalam ketaatan juga menadapatkan kesulitan, terutama disaat kondisi yang saat itu dialami; adanya gerakan missionaries, globalisasi dan penjajahan yang telah meluas dan merambah dengan cepat di tengah kehidupan masyarakat Mesir saat itu; sehingga memberikan kontribusi yang besar dalam menjauhkan umat dari Islam apalagi untuk komitmen dengan ibadah dan ketaatan.

Namun imam Al-banna, hidup melawan arus, beliau berada dalam semangat Islam yang tinggi, berpegang dengan ketaatan dan ibadah kepada Allah, sekalipun umat saat itu sedang diliputi arus globalisasi dan pencampakkan jati diri Islam; sehingga mengakibatkan acuhnya umat terhadap Islam dan jauhnya umat –terutama para pemudanya- dari kehidupan beragama, apalagi juga banyaknya bermunculan seruan dan propaganda asing terhadap dunia Islam seperti liberalisme dan komunisme serta gerakan missionaris yang mengajak untuk jauh dari Islam dan berlaku hidup modernis seperti mereka.

Sekalipun demikian imam Al-Banna tetap berpegang teguh dan yakin dengan keislamannya bahkan merasa bangga dengannya. Dan pada saat berdiri Universitas Cairo, dan Dar El-Ulum merupakan salah satu bagian dari kuliah yang ada di dalamnya; yang di dalamnya menghadirkan ilmu-ilmu kontemporer, ditambah juga dengan ilmu-ilmu syariah dan pengetahuan tradisional yang telah masyhur di Universitas Al-Azhar sebelumnya. Dan -pada saat itu pula- Imam Al-Banna mendaftarkan diri untuk kuliah di Dar El-Ulum, walaupun beliau tidak merasa cukup dengan ilmu yang di dapat di kuliah sehingga beliau mencarinya ditempat yang lain sebagai tambahan; seperti beliau selalu hadir mengikuti majlis ilmu pimpinan syaikh Rasyid Ridha, dan beliau sangat terkesan dengan tafsirnya yang terkenal yaitu “Al-Manar”.


Namun hal tersebut tidak menghalangi dirinya mendapatkan nilai yang begitu baik dan cemerlang, sehingga beliau berhasil menamatkan kuliahnya dengan hasil yang gemilang, dan beliau merupakan angkatan pertama kuliah tersebut. Lalu -setelah itu- beliau diangkat sebagai guru pada madrasah ibtidaiyah disalah satu sekolah yang terletak di propinsi Ismailiyah, yaitu pada tahun 1927, dan di kota tersebut Imam Al-Banna muda tidak hanya terpaku pada jati dirinya sebagai guru madrasah ibtidaiyah, namun beliau juga menjadi da’i kepada Allah, yang pada saat itu masjid-masjid disana kosong dari pemuda. Sehigga tidak ada anak-anak muda yang sholat di masjid namun asyik dengan minuman alkohol yang memambukkan. Maka tampaklah beliau sebagai seorang pemuda yang ahli ibadah, taat kepada Allah dan sebagai da’i kepada Allah yang mengajak umat untuk kembali pada Islam yang hanif.[Abu ANaS,Imam Syahid Hasan Al-Banna, Sosok Pemuda Yang Taat Kepada Allah, www.ikhwanonline.com.16/10/2008 | 15 Shawwal 1429 H].
Dakwah adalah sebuah kekuatan yang harus didukung oleh lembaga dan kader yang siap untuk menerjunkan dirinya ke dalam kancah perjuangan umat, dengan Ikhwanul Muslimin akhirnya dakwah yang digerakkan oleh Hasan Al Banna berkembang pesat, bahkan hingga kini sebutan Ikhwanul Muslimin membuat kawan semakin mantap dalam perjuangan dan lawan semakin ciut berhadapan dengannya.

Selepas Perang Dunia Pertama, golongan yang berkiblat ke barat bergerak sangat aktif mempropagandakan pemahaman mereka di Mesir. Seiring dengan itu fahaman nasionalisme di dunia Islam mencapai puncaknya. Sementara Pergerakan Emanspasi Wanita semakin bertambah kuat, para wanita kelas atas Mesir memberontak; enggan memakai purdah. Mereka justru memakai fesyen ala Eropa, menghadiri acara-acara bercampur bebas antara lelaki dan perempuan, baik secara tertutup ataupun terbuka. Mereka juga mendesak supaya wanita diberi hak yang setara dengan lelaki.

Para ulama tidak berdaya menahan serangan dari puak Modernis kecuali hanya sekedar melabelkan murtad pada mereka. Keadaan ditambah parah dengan para ulama jahat yang begitu mudah dipermainkan oleh pemerintah taghut. Kondisi seperti ini telah mengenapkan kecelaruan sebahagian umat Islam dalam kejahiliahan. Ulama Kairo saat itu jatuh ke lembah yang paling hina, kerena mereka menyetujui fatwa yang diberi oleh Rektor Universiti al Azhar bahwa Presiden Faruk layak untuk memerintah dan digelar Khalifatul Mu’min dengan alasan “Faruk merupakan seorang Islam yang datang dari keturunan Rasulullah Saw”.

Hassan Al Banna dan para sahabatnya merasa gelisah mengenai situasi kritis ini, di dalam buku hariannya beliau mencatat: “Hanya Allah yang mengetahui berapa malam kita akan berbincang tentang kondisi negara dan hubungannya dengan kehidupan rakyat. dan pengaruhnya terhadap masyarakat kelas bawah serta cara penyelesaiannya? Kami diskusi hal tersebut dengan penuh perhatian sehingga meneteskan airmata”. Dalam buku tersebut, Hassan Al Banna mengakui bahwa keputusannya mendirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin merupakan manifestasi dari sikap beliau dan sahabat yang anti terhadap kejahilan Ummat Islam. Beliau menganggap bahwa masjid dan khutbah saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah penyakit umat ini.

Pada tahun 1928 Ikhwanul Muslimin resmi didirikan dengan tujuan untuk menyelesaikan nasib malang yang menimpa umat Islam saat itu. Hasan Al Banna jauh berbeda dengan tokoh Islam lainnya seperti Jamaluddin Al-Afghani, Sheikh Muhammad Abduh dan Sayyid Rashid Ridha’, mereka lebih mengutamakan penulisan dan dakwah billisan dalam kiprahnya. Ini disebabkan Harakah Islam yang dipimpin Hasan Al Banna sangat syumul dan komplit sehingga menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti ibadah, akidah, mu’amalah, akhlah, politik, kebudayaan, ekonomi, social, olah raga dan sebagainya.
Hassan Al Banna mulai mengunjungi kedai kopi untuk melakukan dakwah secara halus, tausiah beliau ini mulai menusuk hati para pendengar dan cukup untuk menyadarkan orang yang khilaf. Beginilah cara beliau berdakwah dan mentarbiyah masyarakat hingga larut malam.

Pada musim liburan di musim panas, beliau menjelajah seluruh Mesir dengan jalan kaki atau naik kereta api buruk kelas tiga yang penuh sesak. Beliau tidak melalui sebuah kampung dan kota melainkan berhenti dan bermalam di situ, guna menyampaikan dakwah Islam kepada orang kampung di masjid-masjid dan di rumah-rumah. Beliau sangat bersemangat dalam menyampaikan dakwah sehingga menyentuh hati mereka yang mendengarkannya, mulai dari buruh rendah dan kasar hingga para ulama yang mulia mengelilinginya untuk mendengar dakwahnya yang berapi-api.
Pada tahun 1933, kantor Ikhwanul Muslimin dipindahkan dari Ismailiah ke Kairo. Dalam masa tiga tahun di sana, Harakah Ikhwanul Muslimin membuat penekanan yang berat dalam mendidik umat islam supaya menghayati islam, yaitu melalui cara menggerakkan masjid-masjid, mendirikan sekolah-sekolah dan pusat-pusat kebajikan di seluruh Mesir. Begitulah Hasan Al Banna membuat gebrakan baru yang belum di buat oleh para ulama besar di Al Azhar saat itu.[Hasan Al Banna dan Ikhwanul Muslimin,Tim Kajian Dakwah Al Hikmah].

Dia membina kadernya dengan keimanan yang benar, tauhid yang bersih dari syirik, meletakkan segala-galanya di bawah ke-Esaan Allah, kemilau dunia tidak menjadikannya terlena, gaji besar yang membuat gentar untuk menyampaikan kebenaran dia tepis, hidupnya memang untuk ketinggian Agama Allah.
Apa yang dapat diambil oleh seberkas cahaya itu dari dunia persinggahannya? Apa yang dapat ia peroleh dari alam raya ini? Tidak ada! Tapi apa yag ditinggalkan seberkas cahaya ini, ketika ia datang berkunjung dengan segala kesucian dan keagungannya? Sesungguhnya ia meninggalkan banyak hal. Terutama saat cahaya itu dalam perasaannya dan bagi mereka yang telah disucikan dan dibersihkan oleh iman dan Islam. Itulah yang dibawa Hasan al-Banna.

Lelaki itu lahir, saat gelombang materialisme menghantam kehidupan kaum muslimin. Menghancurkan akalnya, perasaannya, agamanya. Lalu, manusia menjadi bagian dari materialisme. Nafsu manusia sepadan dengan materialisme yang menjadi tabiat manusia. Termasuk kaum muslimin kala itu. Orang-orang muda kehilangan elan perjuangan terhadap agamanya. Mereka lebih suka menikmati kehidupan dunia yang gemerlap.
Hasan al-Banna : "Materi telah menyangsarakan umat manusia dan kaum muslimin. Materi menjadikan mata kaum muslimin nanar. Tidak dapat lagi membedakan antara halal dan haram. Antara haq dan bathil. Kaum muslimin telah terperangkap dalam dunia materialisme", tukasnya.

"Manusia telah tertipu dengan kehendak nafsunya. Mereka berkompromi dengan segala kesesatan dan kebathilan yang terus menyengsarakan. Tanpa terasa. Mereka telah berada di tubir kehancuran. Mereka berlari sepanjang kehidupan. Mencari dan mengejar dunia. Mereka tidak bersikap zuhud terhadap dunia. Karena itu, manusia dan sebagian kaum muslimin, yang tersesat dan mengejar dunia, mereka menjadi tersesat dalam lembah kehinaan. Berada di kerak dunia", tambahnya.

Hakekatnya apapun yang ditawarkan dunia, berbentuk keindahan dan kenikmatan, tidak sebanding dengan janji dan anugerah yang bakal diberikan kepada manusia yang lebih mencintai Allah, Rasul, Kitabnya (al-Qur'an), serta orang-orang mukmin. Mereka itulah yang akan mendapatkan kemenangan dan kenikmatan yang kekal. Mereka yang berlari mengejar ampunan dan rahmat-Nya, pasti akan lebih mulia hidupnya kelak.
Apa artinya kekuasaan, jabatan, harta, pangkat serta berbagai pernik-pernik kehidupan duniawi, kalau hanya membuat manusia itu, kemudian tidak taat dan beribadah kepada Allah Azza Wa Jalla. Mereka makan harta-harta dengan lahap, menerima imbalan dan gaji dari para thogut, serta makan dengan tamak. Banyak diantara mereka dengan perut yang buncit kekeyangan dengan harta haram.
Lalu, mereka melupakan Dzat Yang Maha Agung. Melupakan Dzat Yang Maha Rahman dan Rahim. Melupakan Dzat Yang Penuh dengan Janji Ampunan dan Surga-Nya. Tak ada lagi yang menyamainya. Apapun kehidupan di dunia. Betapapun kenikmatan dan keindahan di dunia yang dipertontonkan itu, semuanya tak berharga kelak dihadapan Allah Azza Wa Jalla.[Hasan al-Banna,Menolak Kedudukan dan Gaji Besar,Eramuslim,Kamis, 09/02/2012 09:11 WIB].

Hasan Al Banna adalah sosok yang tidak akan berhenti dibicarakan oleh siapapun, siraman rohaninya jadi telaga yang menyejukkan jiwa, ketegasan sikapnya jadi teladan bagi jundi yang siap tempur menghadapi kezhaliman, walaupun kematiannya sudah berlansung selama seratus tahun lebih tapi spirit dakwah dan gerakannya tidak pernah pudar.

Mengenang seratus tahun Imam Al-Banna; sosok yang memberikan gambaran kepada kita tentang pengikutnya: “Mata mereka terus bangun hingga larut sementara manusia terlelap dalam tidurnya, jiwa mereka sibuk sementara yang lainnya dalam keadaan lalai, salah seorang dari mereka duduk di perpustakaannya hingga larut malam terus bekerja dan berjuang, menjadi mufakkir dan mujaddid, terus berjalan selama sebulan sepanjang hidupnya, sehingga saat berada dipenghujung bulan dijadikan tempat kembalinya adalah untuk jamaah, dikeluarkan hartanya untuk merealisasikan tujuannya, lisannya berbicara untuk membangunkan umatnya yang lengah akan pengorbanannya. “Saya tidak berharap kepada kalian upah, karena tidak ada yang aku harapkan kecuali ganjaran dari Allah”. (Hud : 29).. Kita belajar darinya usaha yang sempurna terhadap dakwah dan permasalan umat.

Mengenang Imam Syahid Hasan Al-Banna saat beliau berpidato: “bahwa Umat yang baik dalam mempersiapakan kematian, mengetahui bagaimana menggapai kematian yang mulia, maka Allah anugerahkan kepadanya kehidupan yang mulia di dunia dan kenikmaatan yang kekal di akhirat, maka persiapkanlah diri kalian untuk menyongsong hari yang agung, bersegeralah dalam menyambut kematian sehingga jiwa kalian akan hidup, dan ketahuilah bahwa kematian merupakan suatu kepastian, dan tidak akan terjadi kematian kecuali hanya sekali, jika anda membuatnya berada di jalan Allah maka hal tersebut merupakan keberuntungan didunia dan ganjaran di akhirat”. Kita belajar darinya bagaimana hakikat berkorban dan berdakwah dijalan Allah .

Seratus tahun telah berlalu kelahiran pemimpin kita, namun sosok dakwahnya masih tetap menggetarkan dunia, para pembela dakwah dan ideologinya dan juga para penentangnya, semuanya melihat seperti burung elang yang terbang diatas langit menembus angin topan, para pengikut dakwahnya masih terus bergerak di setiap tempat, dakwah yang menembus hingga 90 negara di dunia, hingga menjadi tandhim Islam yang membawa ideologi, menyeru dan membina manusia menuju Allah, untaian hikmah beliau masih terus bergema dan selalu diulang di tengah-tengah kita, beliau selalu menyerukan kepada pendukung dan penentangnya: “Kami akan memerangi manusia dengan cinta”. Memberikan arahan akan tabiat perjuangan dan jalan yang sebenarnya: “Bahwa perjuangan kita adalah perjuangan tarbiyah (pembinaan)”. Guna menebar benih cinta dan tarbiyah dalam dakwah, keduanya merupakan rahasia keberlangsungan dakwah sekalipun angin topan menerpanya. (Ikhwanonline.com 14/11/2006. Oleh: Ismail Hamid)

Tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan Islam, gerakan politik dan partai Islam dimana saja dibelahan dunia ini pasti didalamnya ada kader Hasan Al Banna yang terjun di gelanggang sejak dari sebuah madrasah dengan surau yang sederhana hingga gedung megah di parlemen bahkan sebuah penelitian yang diungkapkan oleh Jel Shing menyatakan bahwa pengkaderan di Indonesia itu hanya dilakukan oleh tiga kekuatan, pertama kekuatan Nasionalis yang digerakkan oleh TNI, kedua kekuatan sosialis melalui PRD [Partai Rakyat Demokratik] dan kekuatan ketiga yaitu kekuatan Islam yang dilakukan oleh PK/PKS yang dipengaruhi oleh gerakan di Mesir yaitu Ikhwanul Muslimin dengan tokohnya Hasan Al Banna ,Walahu a’lam, [Cubadak Solok, 24 Jumadil Akhir 1433.H/16 Mei 2012.M].


Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kabupaten Solok 1999-2009

8. Gusdur


Drs.St.MUKHLIS DENROS

Rasanya tidak ada rakyat Indonesia yang tidak kenal dengan Abdurrahman Wahid atau dengan sebutan keakrabannya dengan Gusdur, dia pernah jadi Presiden RI menggantikan Habibie, dia juga pernah jadi ketua Nahdatul Ulama bahkan pernah pula sebagai anggota Simon Peres, orang yang satu ini betul-betul kontraversial di mata ummat Islam, tapi disanjung oleh ummat lainnya, inilah buktinya;

Sejak matinya Gus Dur (Abdurrahman Wahid) 30 Desember 2009 banyak masalah yang muncul berupa fitnah (bala’/ musibah ) agama. Pidato Presiden SBY (Soesilo Bambang Yudhoyono) di atas kubur Gus Dur dalam acara penguburannya di Jombang Jawa Timur Kamis 31 Desember 2009 menimbulkan polemic, karena Presiden SBY menjuluki Gus Dur sebagai Bapak Pluralisme dan Multikulturalisme. Keruan saja Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi dan Ketua MUI Jawa Timur Abdul Shamad tidak setuju penyebutan itu, karena lafal pluralisme itu mengandung makna bahwa semua agama itu sama. Maka dua tokoh itu tidak menyetujuinya hingga menyuara bernada menyanggah, walau yang berpidato itu presiden.
Di samping itu muncul pula kesesatan baru, tanah kubur Gus Dur diambili orang, dianggap punya tuah, semacam jimat. Ini satu tingkah kemusyrikan, dosa terbesar. Lebih dari itu, di Magelang dibuat 4 patung Gus Dur, katanya untuk memperingati 40 hari matinya Gus Dur. Di antara patung yang 4 itu ada yang badannya adalah tubuh Budha sedang mukanya muka Gus Dur.

Sejumlah seniman di Magelang, Jawa Tengah, membuat patung Gus Dur di Studio Mendut. Pembuatan patung ini juga untuk memperingati 40 hari meninggalnya Presiden ke-4 RI itu. Ada empat patung, yakni Sinar Hati Gus Dur karya Cipto Purnomo, Gunung Gus Dur karya Ismanto, Presiden di Sarang Penyamun karya Samsudin, dan Gladiator Gus Dur karya Jono.

Seluruh patung berbahan dasar batu. Terdapat juga lukisan karya Mami Kato berjudul Gus Dur dan Gembiraloka. Keempat patung memiliki model yang menggambarkan Gus Dur sebagai tokoh pluralisme. Misalnya, patung karya Ismanto di mana badan Gus Dur dikerumuni satwa. Sementara karya Cipto Purnomo, patung Gus Dur dibuat dengan tubuh Budha. “Mudah-mudahan, masyarakat mampu menangkap karya seniman ini,” kata Sutanto, permilik studio. (nurqomar/suatmadji/ds/j)

Bertepatan dengan Hari Pahlawan, Gereja Kristen menyematkan gelar Pahlawan Pluralisme kepada mendiang KH Abdurrahman Wahid alis Gus Dur.
Penobatan gelar Pahlawan Pluralisme terhadap bekas Presiden RI yang lengser karena tersandung kasus Buloggate tersebut, dimotori oleh Badan Kerjasama Gereja-Gereja (BKG) dengan menggandeng puluhan kelompok lintas agama Jombang.

Menurut Ketua Badan Kerjasama gereja-Gereja (BKG) Jombang, Pendeta Edi Kusmayadi, penetapan ini sebagai bentuk protes atas keputusan pemerintah terkait penolakan gelar pahlawan untuk Gus Dur. “Kami menyayangkan kalau Gus Dur tidak jadi dinobatkan sebagai pahlawan nasional karena dengan adanya Gus Dur menjadi presiden RI yang sekaligus hanya dua tahun itu membawa pengaruh yang luar biasa,” jelasnya, Kamis (10/11/2011). “Statemennya Gus Dur tadi yang saya katakan bahwa biarlah negara kita ini seperti taman yang beraneka macam bunga, tidak hanya satu macam bunga, itulah yang terkesan,” tegasnya.

Pendeta Edi Kusmayadi menambahkan, Gus Dur sangat layak dinobatkan sebagai pahlawan karena jasanya yang sangat besar terhadap negara, antara lain kegigihan yang luar biasa dalam membela kelompok minoritas, khususnya umat kristiani. “Gus Dur layak menjadi pahlawan karena memiliki jasa yang sangat besar terhadap negara. Seperti memberi ruang gerak sejumlah kelompok minoritas yang sebelumnya sangat dibatasi,” ujarnya.


Penganugerahan gelar Pahlawan Pluralisme yang dimotori oleh Badan Kerjasama gereja-Gereja (BKG) Jombang tersebut dilakukan tepat pada Hari Pahlawan tanggal 10 November 2011, disaksikan oleh puluhan aktivis lintas agama dan sejumlah elemen masyarakat Kabupaten Jombang.[Inilah Dia, Gus Dur Pahlawan Pluralisme Angkatan Gereja, voa-islam.com, Sabtu, 12 Nov 2011].

Kita tidak mengerti, kenapa Gusdur begitu bangga dengan gagasan Pluralismenya, padahal dalam Islam ajaran demikian tidaklah layak untuk dihidupsuburkan.
Gagasan pluralisme agama, yaitu paham yang menganggap semua agama itu sama karena berasal dari Allah, sebenarnya berasal dari faham rusak Ibnu Arabi yaitu Wihdatul Adyan (penyatuan semua agama), yang diikuti secara taklid oleh orang-orang semacam, Gus Dur, Ulil, Abdul Munir Mulkhan, Syafii Maarif dan sebagainya.

Agama Kristen (Katolik dan Protestan) –serta ratusan bahkan ribuan sekte yang berasal darinya– jelas bukan ajaran yang berasal dari Allah melalui Nabi Isa alaihissalam. Tetapi, ajaran agama yang antara lain dibawa oleh Paulus dengan cara merusak ajaran agama yang dibawa Nabi Isa alaihissalam. Begitu juga dengan agama Kong Hucu, Budha, Hindu, Shinto dan sebagainya, bukanlah ajaran agama yang berasal dari Allah.

Islam sebagai agama satu-satunya yang diridhoi-Nya, bukan pendapat manusia, tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang mengatakannya. “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. “(QS Ali ‘Imran: 19).
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. “(QS Ali ‘Imran: 85).

Nabi Muhammad saw menjelaskan secara gamblang: ‘An Abii Hurairota ‘an Rasuulillahi saw annahu qoola: “Walladzii nafsi Muhammadin biyadihi, laa yasma’u bii ahadun min haadzihil Ummati Yahuudiyyun walaa nashrooniyyun tsumma yamuutu walam yu’min billadzii ursiltu bihii illaa kaana min ash-haabin naari.” (Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bahwa beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah seseorang dari Ummat ini yang mendengar (agama)ku, baik dia itu seorang Yahudi maupun Nasrani, kemudian dia mati dan belum beriman dengan apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka.” (Hadits Riwayat Muslim bab Wujubul Iimaan birisaalati nabiyyinaa shallallahu ‘alaihi wassalam ilaa jamii’in naasi wa naskhul milal bimillatihi, wajibnya beriman kepada risalah nabi kita shallallahu ‘alaihi wassalam bagi seluruh manusia dan penghapusan agama-agama dengan agama beliau).
Dalam penerapan agama itu maka tidak ada pilihan lain lagi, apabila Allah dan rasul-Nya telah menentukan sesuatu.”Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (Al-Ahzaab/33: 36).

Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (An-Nuur/ 24: 51)

Gagasan pluralisme agama ini terutama disosialisasikan oleh tokoh-tokoh pengajar dari UIN (Universitas Islam Negeri), IAIN (Institut Agama Islam Negeri), STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri), STAIS (Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta), bahkan orang liberal di berbagai lembaga. Seharusnya mereka dilarang mengajar apalagi sampai menjabat Rektor di UIN maupun IAIN, karena UIN dan IAIN adalah lembaga pendidikan tinggi agama Islam.

Seharusnya, mereka kalau memang gentle bikinlah UAAIN (Universitas Anti Agama Islam Negeri) dan IAAIN (Institut Anti Agama Islam Negeri). Tetapi ungkapan ini jangan dianggap sebagai suruhan, namun maksudnya adalah suatu peringatan keras, agar jangan sampai merusak Islam, apalagi lewat perguruan tinggi Islam.
Kenyataannya, ketika dirasa pembusukan aqidah lewat perguruan tinggi Islam dan sebagian oraganisasi Islam sudah dapat mereka lakukan, mereka kemudian membuat lembaga pendidikan tinggi dan pesantren yang mereka anggap akan lebih intensip dalam memusyrikkan lagi. Maka bertandanglah mereka, kerjasama antara UIN Jogjakata, UGM (Universitas Gajah Mada) Jogjakarta, dan sebuah universitas Nasrani. Dibuatlah pendidikan tinggi antaragama di Jogjakarta. Sedangkan Gus Dur tak mau ketinggalan, maka dia membuat pula pesantren multiagama di Semarang bersama rekannya yang dulu memimpin gerombolan apa yang disebut pasukan berani mati. [Nadya Putri Mualka, Pluralisme Agama, Gagasan Orang Dungu, nahimunkar.com].

Multikulturalismenya Gus Dur itu sampai membabat inti agama yakni amar ma’ruf nahi munkar (memerintahkan kebaikan dan mencegah keburukan). Karena Gus Dur mengharuskan Negara dan masyarakat untuk menghargai dan menghormati tradisi budaya (apa saja) pilihan orang. Padahal tradisi budaya itu banyak sekali yang bertentangan dengan Islam, bahkan banyak sekali yang merupakan kemusyrikan, seperti ruwatan, larung laut, memberikan sesaji di gunung, sendang (mata air), sungai, laut, pohon dan sebagainya. Belum lagi tradisi joget dengan aneka pakaian yang tidak sesuai dengan Islam dan tak menutup aurat. Itu semua menurut konsep multikulturalisme Gus Dur harus dihormati dan dihargai oleh Negara dan setiap orang. (baca nahimunkar.com, NU Tersihir Pluralisme dan Multikulturalismenya Gus Dur, January 7, 2010 11:17 pm ).
Suara-suara yang menyanjung Gus Dur itu kebanyakan tipuan belaka. misalnya, dia disebut-sebut sebagai pembela kaum minoritas. Itu dusta belaka. Dia hanya mau membela kalau itu merusak Islam. Misalnya Ahmadiyah yang nabinya palsu tetapi mengaku Islam, bahkan menganggap kafir bagi yang tidak ikut mereka. itulah yang dia bela. Tapi muslim Denpasar yang dilarang punya kuburan Muslim, dilarang bangun masjid lagi, tak dia bela. Ya, memang dia siap jadi pembela kalau itu merusak Islam, seperti Ahmadiyah dengan nabi palsunya. Sebaliknya, dia tak mau tahu kalau itu yang menderita adalah orang Islam.

Buktinya, berkali-kali ada berita, orang Islam di Bali khususnya di Denpasar yang berjumlah 30 persen itu tidak dibolehkan punya pekuburan Muslim. Mereka sudah sering mengeluh, tetapi adakah pembelaan Gus Dur? Muslimin Denpasar tidak boleh mendirikan lagi musholla, apalagi masjid, padahal yang ada sudah tak memadahi. pernahkah Gus Dur kerangkang-rangkang untuk membela Muslimin yang didholimi itu seperti yang ia lakukan di antaranya membela Gereja di Karang Tengah Tangerang, dan membelanya pun dengan melabrak ke masjid, akhirnya diusir oleh masyarakat karena asal bela gereja begitu saja? Jadi secara singkatnya, dia adalah pembela siapa dan apa saja yang merusak dan membenci Islam. sebaliknya, tidak mau tahu kalau itu Islam yang didholimi.

Itu kalau dalam ilmu aqidah, wala’ (kecintaannya) terbalik. Seharusnya cinta kepada Allah, Rasul, Islam, dan Muslimin; tapi justru sebaliknya. jadi wala’ dan bara’nya terbalik.Maka benarlah perkataan seorang Kiai NU di Madura, KH Kholil Muhammad, “Semoga tidak ada lagi kiai nyeleneh secara pemikiran setelah Gus Dur,”
Banyaknya orang yang menyanjung Gus Dur, barangkali saja filter hidung-hidung manusia sudah banyak yang tidak mampu menyaring secara obyektif. Sehingga mereka sudah berubah jadi berhidung lalat, justru merasa sedap ketika bertemu dengan barang busuk apalagi sangat busuk. Makanya bau busuk yang sangat menyengat itu justru sangat wangi bagi mereka, hingga menyanjungnya dan mengelu-elukannya.
Meskipun demikian, masih ada pula kiyai yang sudah benar-benar muak dengan Gus Dur di antaranya KH Ali Yafie, sampai dua kali mundur ketika Gus Dur memimpin.
Pertama, KH Ali Yafie mundur dari petinggi kiyai NU (struktural) ketika Gus Dur jadi ketua umum PBNU karena Gus Dur minta dana dari YDBKS yayasan yang mengelola judi nasional, SDSB yang dulunya bernama Porkas.
Kedua, KH Ali Yafie mundur dari ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) ketika ternyata Gus Dur naik jadi presiden.

Ada lagi KH Kholil Muhammad, Pengasuh Pondok Pesantren Gunung Jati Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur menilai, pluralisme agama yang diusung Gus Dur sangat berbahaya bagi umat Islam. “Semoga tidak ada lagi kiai nyeleneh secara pemikiran setelah Gus Dur,” ujarnya.(Tempo Interaktif, Rabu, 30 Desember 2009 | 23:24 WIB).
Walaupun demikian keadaan Gusdur, tapi bagi pengikutnya sangat disanjung-sanjung bahkan ada teman saya, walaupun dia tamatan pada sebuah Perguruan Tinggi Islam tapi kefanatikannya kepada Gusdur tidaklah kurang, dia menyatakan kalau Gusdur itu seorang wali atau orang yang dekat dengan Allah, hal ini terjadi karena kefanatikan yang sudah ditanamkan sejak kecil oleh orangtuanya, sehingga tanpa lagi memperhatikan benar dan salah, kalau pendapat itu dari Gusdur maka mereka lansung percaya sehingga posisi Gusdur melebihi seorang Nabi bagi mereka yang mempercayainya, semoga ummat ini tidak salah untuk menilai seseorang, padahal yang namanya ulama itu tidaklah semuanya baik dan dekat dengan Allah, ada ulama dengan sebutan ulama syu’ yaitu ulama yang jahat, dia menanamkan fanatisme kepada pengikutnya, Imam Syafii menyatakan, bila engkau bertemu dengan seseorang yang bisa terbang atau berjalan di laut tapi aqidah, ibadah dan akhlaknya tidak sesuai dengan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya maka janganlah mengikuti orang itu, Walahu a’lam, [Cubadak Solok, 23 Jumadil Akhir 1433.H/15 Mei 2012.M].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kabupaten Solok 1999-2009

7. Fir'aun


Drs.St.MUKHLIS DENROS

Kita kenal dengan tokoh ini karena kekejamannya sebagai raja di masa Nabi Musa As, yang mengaku dirinya sebagai “tuhan”, menentang kebenaran risalah yang dibawa oleh Musa, walaupun sebenarnya Musa adalah anak angkatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Qur’an tentang sepak terjang tokoh yang kontroversial ini. Ketika kita membicarakan Fir’aun maka tidak lepas dari kehidupan Musa. Dalam buku yang ditulis oleh Pak Ndak dengan judul Kisah Nabi-nabi Allah, dalam logat Malaysia beliau menceritakan kisah Musa dengan Fir’aun.
Allah s.w.t menceritakan Fir'aun yang hidup di zaman Nabi Musa dalam firman-Nya:"Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya (seraya berkata): 'Akulah Tuhanmu yang paling tinggi.'" (QS. an-Nazi'at: 23-24)
Manusia saat itu benar-benar tunduk terhadap pernyataan orang-orang kafir. Mereka mentaati - barangkali itu kerana terpaksa - perkataan Fir'aun. Mesir kembali menggunakan sistem multi tuhan setelah sebelumnya disinari oleh tauhid yang disuarakan oleh Nabi Yusuf. Sementara itu, anak-anak Yakub atau anak-anak Israil mereka telah menyimpang dari tauhid. Mereka mengikuti orang-orang Mesir. Sedikit sekali dari keluarga mereka yang masih mempertahankan agama tauhid secara tersembunyi.

Datanglah suatu masa atas Bani Israil di mana mereka semakin banyak dan semakin menyebar. Mereka mengerjakan berbagai macam pekerjaan, dan mereka memenuhi pasar-pasar Mesir. Berlalulah hari demi hari. Mesir diperintah oleh seorang raja yang bengis di mana orang-orang Mesir menyembahnya. Raja yang jahat ini melihat Bani Israil semakin banyak dan semakin berkembang serta mengambil posisi-posisi penting. Raja mendengar pembicaraan Bani Israil tentang berita yang samar di mana dalam berita itu dikatakan bahawa salah seorang anak Bani Israil akan menjatuhkan Fir'aun Mesir dari singgahsananya. Barangkali berita itu berasal dari suatu mimpi dari mimpi-mimpi hidup atau mimpi nyata yang mengelilingi hati kelompok minoriti yang tertindas, dan mungkin itu merupakan berita gembira yang tersebut dalam kitab-kitab mereka. Apa pun halnya, berita ini telah sampai di telinga Fir'aun.

Kemudian Fir'aun mengeluarkan perintah yang aneh, yaitu jangan sampai seorang pun dari Bani Israil yang melahirkan anak. Maksud dari perintah ini adalah, hendaklah setiap anak yang lahir dari jenis laki-laki dibunuh. Aturan ini mulai diterapkan. Tapi para pakar ekonomi berkata kepada Fir'aun: Orang-orang tua dari Bani Israil akan mati sesuai dengan ajal mereka, sedangkan anak-anak kecilnya disembelih maka ini akan berakhir pada hancurnya dan binasanya Bani Israil namun Fir'aun akan kehilangan kekayaan dan aset manusia yang dapat bekerja untuknya atau menjadi budak-budaknya dan wanita-wanita tidak dapat lagi dimilikinya. Maka yang terbaik adalah, hendaklah dilakukan suatu proses sebagai berikut: Anak laki-laki disembelih pada tahun yang pertama dan hendaklah mereka dibiarkan pada tahun berikutnya. Fir'aun sependapat dengan fikiran ini kerana itu dianggap lebih menguntungkan dari sisi ekonomi.

Salah seorang bayi yang hadir ketika itu adalah Musa As, singkat cerita Musa selamat dari rekayasa Fir’aun yang akan membunuh semua anak lelaki yang lahir ke dunia bahkan Musa hidup di lingkungan istana bersama Fir’aun. Ketika Musa menginjak dewasa terjadilah sebuah tragedy yang membuat murka Fir’aun sehingga dia lari dari Mesir tanpa diketahuinya rupanya tempat baru yang dijadikan sebagai tempat bersembunyi ialah negeri Madyan, selama lebih kurang 12 tahun Musa di Madyan, dia menikah dengan anak nabi Syu’aib. Maka tibalah masanya Musa harus kembali ke Mesir berhadapan dengan Fir’aun, semua ini merupakan amanah Allah yang harus dia jalankan.

Demikianlah Nabi Musa memikul amanat kebenaran dan pergi untuk menyampaikannya kepada salah satu penguasa yang paling bengis dan paling kejam dan paling jahat di zamannya. Nabi Musa mengetahui bahawa Fir'aun adalah orang yang jahat. Fir'aun akan berusaha memberhentikan langkah dakwahnya dan Fir'aun akan menentangnya tetapi Allah s.w.t memerintahkannya untuk pergi ke Fir'aun dan berdakwah kepadanya dengan kelembutan dan kasih sayang. Allah s.w.t mewahyukan kepada Musa bahawa Fir'aun tidak akan beriman tetapi Nabi Musa tidak peduli dengan hal itu. Beliau diperintahkan untuk melepaskan Bani Israil yang sedang diseksa oleh Fir'aun.

Allah s.w.t berkata kepada Musa dan Harun:"Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: 'Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyeksa mereka." (QS. Thaha: 47)

Inilah tugas yang ditentukan, yaitu tugas yang akan berbenturan dengan ribuan tantangan. Fir'aun menyeksa Bani Israil dan menjadikan mereka budak-budak dan memaksa mereka untuk bekerja di luar kemampuan mereka. Fir'aun juga menodai kehormatan wanita-wanita mereka dan menyembelih anak laki-laki mereka. Nabi Musa mengetahui bahawa rejim Mesir berusaha untuk memperbudak Bani Israil dan mengeksploitasi mereka di luar kemampuan mereka demi kepentingan penguasa. Tetapi Nabi Musa tetap memperlakukan dan menghadapi Fir'aun dengan penuh kelembutan dan kasih sayang sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah s.w.t padanya:"Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS. Thaha: 43-44)

Musa bercerita kepada Fir'aun tentang siapa sebenarnya Allah s.w.t, tentang rahmat-Nya, tentang syurganya, dan tentang kewajipan mengesakan-Nya dan menyembah-Nya. Beliau berusaha mem-bangkitkan aspek-aspek kemanusiaan Fir'aun melalui pembicaraan tersebut. Fir'aun mendengarkan apa yang dikatakan oleh Musa dengan penuh kebosanan. Fir'aun membayangkan bahawa seseorang yang di hadapannya adalah orang gila yang nekad untuk menentang dan menggoyang kedudukannya. Kemudian Fir'aun mengangkat tangannya dan berbicara: "Apa yang engkau inginkan, hai Musa?" Musa menjawab: "Aku ingin agar engkau membebaskan Bani Israil." Fir'aun bertanya: "Mengapa aku harus membebaskan mereka bersamamu sementara mereka adalah budak- budakku?" Musa menjawab: "Mereka adalah hamba-hamba Allah s.w.t, Tuhan Pengatur alam semesta." Dengan nada mengejek Fir'aun bertanya: "Bukankah engkau mengatakan bahawa namamu Musa?" Musa menjawab: "Benar." Fir'aun berkata: "Bukankah engkau yang kami temukan di sungai Nil saat engkau masih kecil yang tidak mempunyai daya dan kekuatan? Bukankah engkau Musa yang aku didik di istana ini, lalu engkau memakan makanan kami dan meminum air kami, dan engkau menikmati kebaikan- kebaikan dari kami? Bukankah engkau yang membunuh seseorang lalu setelah itu engkau lari? Tidakkah engkau ingat semua itu? Bukankah mereka mengatakan bahawa pembunuhan merupakan suatu kekufuran? Kalau begitu, engkau seorang kafir dan engkau seorang pembunuh.

Jadi engkau adalah Musa yang lari dari hukum Mesir. Engkau adalah seseorang yang lari dan menghindari keadilan. Lalu sekarang engkau datang kepadaku dan berusaha berbicara denganku. Engkau berbicara tentang apa hai Musa. Sungguh aku telah lupa."
Musa mengerti bahawa Fir'aun mengingatkan padanya tentang masa lalunya dan Fir'aun berusaha menunjukkan kepadanya bahawa ia telah mendidiknya dan berlaku baik padanya. Musa juga memahami bahawa Fir'aun mengancamnya dengan pembunuhan. Musa memberitahu Fir'aun, bahawa ia bukan seorang kafir ketika membunuh seorang Mesir tetapi saat itu beliau melakukannya dengan tidak sengaja. Musa memberitahu Fir'aun bahawa ia lari dari Mesir kerana khuatir akan pembalasan mereka. Pembunuhan yang dilakukan olehnya bersifat tidak sengaja. Musa tidak bermaksud untuk membunuh seseorang. Musa telah memberitahu Fir'aun bahawa Allah s.w.t telah memberinya hikmah dan menjadikannya salah seorang Rasul. Allah s.w.t menceritakan sebahagian dialog antara Musa dan Fir'aun dalam surah as-Syuara' sebagaimana firman-Nya:

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): 'Datangilah kaum yang lalim itu, (yaitu) kaum Fir'aun. Mengapa mereka tidak bertakwa? Berkata Musa: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahawa mereka akan mendustakan aku. Dan (kerananya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun. Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.' Allah berfirman: 'Janganlah takut (mereka tidak akan dapat membunuhmu), maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya Kami bersamamu mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan). Maka datanglah kamu berdua kepada Fir'aun dan katakanlah: 'Sesungguhnya kami adalah Rasul Tuhan semesta alam, lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami.' Fir'aun menjawab: 'Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu, dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna.' Berkata Musa: 'Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf. Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul. " (QS. as-Syu'ara: 10-21)

Kemudian bangkitlah emosi Nabi Musa ketika Fir'aun mengingatkan bahawa ia telah berbuat baik kepada Musa. Musa bangkit dan berbicara kepadanya:"Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil." (QS. asy-Syu'ara: 22)

Musa ingin berkata kepadanya, apakah engkau mengira bahawa nikmat yang engkau berikan kepadaku lalu engkau merasa telah berbuat baik padaku, di mana aku adalah salah seorang lelaki dari kalangan Bani Israil? Apakah nikmat ini sebanding dengan cara-caramu memperlakukan bangsa yang besar ini di mana engkau memperbudak mereka; engkau memperkerjakan mereka dengan cara yang semena-mena. Jika ini memang demikian maka logik mengatakan bahawa kita seimbang: tiada yang berhutang dan tiada yang meminjam. Jika tidak demikian maka siapa yang memberikan bahagian yang lebih besar?

Alhasil masalahnya adalah dakwah di jalan Allah s.w.t, yaitu satu urusan yang aku tidak membawa kepadamu dari diriku sendiri. Aku bukan utusan dari bangsa Bani Israil. Aku bukan juga utusan dari diriku sendiri tetapi aku adalah seorang utusan dari Allah s.w.t. Aku adalah utusan Tuhan Pengatur alam semesta. Sampai pada tahap ini Fir'aun mulai memasuki pembicaraan lebih serius: Fir'aun bertanya:"Siapakah Tuhan semesta alam itu?" (QS. asy-Syu'ara': 23) Musa Menjawab:

"Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antaranya keduanya (itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya." (QS. asy-Syu'ara': 24)
Berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?" (QS. asy-Syu'ara': 25)

Musa berkata dan tidak mempedulikan ejekan Fir'aun itu:"Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu. " (QS. asy-Syu'ara': 26)

Fir'aun berkata kepada mereka yang datang bersama Musa dari Bani Israil:"Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar- benar orang gila." Musa kembali berkata dan tidak memperhatikan tuduhan Fir'aun dan ejekannya:Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal. " (QS. asy-Syu'ara': 28)

Allah s.w.t menceritakan sebahagian dialog yang terjadi antara Fir'aun dan Musa dalam surah as-Syu'ara':

"Fir'aun bertanya: 'Siapakah Tuhan semesta alam itu?' Musa Menjawab: 'Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya.' Berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: 'Apakah kamu tidak mendengarkan?' Musa berkata: "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu.' Fir'aun berkata: 'Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila.' Musa berkata: 'Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal.'" (QS. asy-Syu'ara': 23-28)

Keduanya sama-sama teguh dengan pendiriannya, Fir’aun dengan kekafirannya dan Musa dengan tauhid yang diperjuangkannya, sehingga akhirnya kebenaran itu dengan izin dan kekuasaan Allah merada dalam kemenangan dengan tenggelamnya Fir’aun dan bala tentaranya di Laut Merah.

Laut Merah merupakan perairan teluk yang berhubungan langsung dengan Laut Arab di sisi selatan. Negara-negara yang memiliki wilayah perairan di sepanjang Laut Merah, antara lain Arab Saudi, Mesir, Sudan, Eritrea, dan Etiopia, atau yang biasa disebut negara-negara Maghribi. Sedangkan, di sisi utara terdapat kanal bernama Suez yang menghubungkan Laut Merah dan Laut Mediterania.

Lebar lautan yang menjadi pembatas wilayah benua Asia dan Afrika ini di lokasi terjauh mencapai jarak 300 km. Sedangkan, panjang satu sisi pesisir Laut Merah mencapai sekitar 1.900 km. Sementara kedalaman lautnya di tempat yang terdalam mencapai 2.500 meter.

Kisah Nabi Musa membelah Laut Merah tersebut diperkirakan terjadi sekitar 3.500 tahun silam. Dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 50 disebutkan, "Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan." Sejarah ini diperkuat dengan ditemukannya bangkai kereta kuda dan tulang-belulang manusia di Laut Merah yang diduga merupakan pasukan dan pengawal Firaun.

Berdasarkan penelitian ilmiah, lokasi penyeberangan Nabi Musa AS diperkirakan berada di wilayah Nuwaiba, Semenanjung Sinai, Mesir. Kedalaman maksimum perairan di kawasan ini sekitar 800 meter ke arah Mesir dan 900 meter ke arah Arab. Sedangkan, jarak Nuwaiba di sisi timur Laut Merah hingga Semenanjung Arab di sisi barat sekitar 1800 meter. Lebar lintasan saat Nabi Musa menyeberangi Laut Merah diperkirakan mencapai 900 meter.

Berdasarkan data tersebut, bisa dibayangkan berapa besar energi yang dibutuhkan untuk menyibakkan air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter. Apalagi waktu tersibaknya Laut Merah cukup lama karena Bani Israil yang menyertai Nabi Musa AS menyeberangi Laut Merah mencapai 600.000 orang.

Menurut perhitungan fisika, jika penyibakan Laut Merah tersebut berlangsung empat jam saja, maka dibutuhkan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2,8 juta newton per meter persegi. Jika dikaitkan dengan kecepatan angin, akan melebihi kecepatan angin pada saat terjadi badai angin kencang. Mengacu pada perhitungan yang dilakukan seorang pakar dari Rusia bernama Volzinger, diperlukan embusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik atau 108 km/jam sepanjang malam untuk menyibakkan air sedalam 800 meter.

Terkait dengan fenomena ini, peneliti Amerika Serikat mengakui bahwa fenomena Laut Merah terbelah ini memang sangat mungkin terjadi. Dari hasil simulasi komputer yang mempelajari bagaimana angin mempengaruhi air, diperlihatkan bahwa angin mampu mendorong air sehingga menyibakan daratan dasar laut.
Pusat Riset Atmosfir Nasional (NCAR) dan Universitas Colorado AS menyebutkan, terbelahnya air (laut) dapat dipahami melalui teori mekanika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum-hukum fisika, yakni menciptakan lorong bagi perjalanan yang aman dengan air pada kedua sisinya. Dan, itu memungkinan air untuk tiba-tiba menutup kembali.

Untuk itu, para peneliti tersebut juga mempelajari bagaimana badai topan di Samudera Pasifik dapat menggerakkan dan mempengaruhi air samudra yang dalam. Mereka menunjuk satu situs di selatan Laut Mediterania sebagai tempat penyeberangan dengan model tanah yang memungkinkan terjadinya air laut membelah.

Model ini memerlukan formasi berbentuk huruf U dari Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai. Hal ini menunjukkan bahwa angin dengan kecepatan 63 mil per jam yang berembus selama 12 jam bisa mendorong air hingga kedalaman 6 kaki (2 meter). Ini menjadi jembatan tanah sepanjang 3-4 kilometer (2 sampai 2,5 mil) dan luas 5 kilometer (3 mil) hingga tetap terbuka selama 4 jam.

Berdasarkan hasil riset tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa laut memang bisa saja membelah memperlihatkan dasar lautnya. Namun soal kebenaran bahwa laut membelah dengan bantuan angin, jawabnya adalah Wallahu Alam.[Kisah Tenggelamnya Firaun di Laut Merah,republika.co.id.Kamis, 11 November 2010, 03:01 WIB].
Sejarah mencatat bagaimana terjadinya pengerahan pasukan oleh Fir’aun memburu Musa dan pengikutnya, yang akhirnya Fir’aun ditenggelamkan oleh Allah dalam keadaan kafir.

Demikianlah Nabi Musa dan kaumnya berhasil melewati lautan. Sementara itu, Fir'aun sampai ke lautan. Ia menyaksikan mukjizat ini. Ia melihat lautan terdapat jalan kering yang terbelah menjadi dua. Fir'aun saat itu merasakan ketakutan tetapi lagi-lagi keras kepalanya dan pembangkangnya tetap menyalakan api peperangan sehingga ia menyuruh pasukannya untuk maju. Ketika Musa selesai menyeberangi lautan, ia menoleh ke lautan dan ia ingin memukulkan dengan tongkatnya sehingga kembali sebagaimana mestinya, tetapi Allah s.w.t mewahyukan kepadanya agar ia membiarkan lautan seperti semula. Seandainya ia memukulkan tongkatnya kepada lautan dan laut itu kembali seperti semula nescaya Nabi Musa akan selamat dan Fir'aun pun akan selamat, sedangkan Allah s.w.t telah berkehendak untuk menenggelamkan Fir'aun. Oleh kerana itu, Musa diperintahkan untuk membiarkan lautan seperti semula. Allah s.w.t mewahyukan kepadanya:"Dan biarlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentera yang akan ditenggelamkan." (QS. ad-Dukhan: 24)

Fir'aun bersama tenteranya sampai di tengah lautan. Ia sudah melewati separuhnya dan ia akan sampai ke tepi yang lain. Kemudian Allah s.w.t memerintahkan kepada Jibril. Lalu Jibril menggerakkan ombak sehingga ombak itu menerpa Fir'aun dan menenggelamkannya beserta tenteranya. Fir'aun dan tenteranya tenggelam. Pembangkang telah tenggelam sedangkan keimanan kepada Allah s.w.t telah selamat.

Ketika tenggelam, Fir'aun melihat tempatnya di neraka. Kini. ia sedar dan tabir telah terkuak di depannya. Fir'aun telah menjemput sakaratul maut. Ia telah menyedari bahawa Musa adalah seorang yang benar dan ia telah menyia-nyiakan dirinya dengan menentangnya dan berusaha memeranginya. Fir'aun berusaha menunjukkan keimanannya."Hingga bila Fir'aun itu hampir tenggelam berkatalah dia: 'Saya percaya bahawa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).'" (QS. Yunus: 90)

Taubat Fir'aun tidak berguna dan tidak diterima; taubat yang justru disampaikan ketika ia menyaksikan azab dan akan memasuki pintu kematian. Jibril berkata kepadanya:"Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah derhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerosakan." (QS. Yunus: 91)

Yakni, tidak ada taubat bagimu. Sungguh telah selesai waktu taubat bagimu dan engkau telah binasa. Selesailah urusan ini dan tiadalah keselamatan bagimu. Yang selamat hanyalah tubuhmu dan engkau akan dilemparkan oleh ombak ke tepi sehingga tubuhmu sebagai bukti kebesaran Allah s.w.t bagi orang-orang yang hidup sesudahmu:"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi peringatan bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (QS. Yunus: 92)

Apa yang terjadi pada Fir'aun merupakan sunatullah yang abadi yang terjadi sebagai pelajaran bagi hamba-hamba Allah s.w.t. Walaupun Fir’aun pada masa Musa telah binasa ditenggelamkan di laut merah tapi watak dan karakternya hingga detik ini masih ada melekat pada penguasa, apakah penguasa itu berasal dari Mesir atau dimana saja, bahkan raja-raja kecil yang memegang kekuasaan kadangkala berkelakuan lebih buruk dari Fir’aun, Walahu a’lam, [Cubadak Solok, 23 Jumadil Akhir 1433.H/15 Mei 2012.M].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kabupaten Solok 1999-2009